Selasa, 05 Juni 2012

BAB I LATAR BELAKANG Pendahuluan Sejak diperkenalkan pertama kali, beberapa puluh abad yang lalu, kosmetika merupakan campuran bahan alami untuk perawatan, dekorasi dan wangi-wangian. Bahan alami yang digunakan berasal dari bahan tumbuhan, bahan dari binatang atau bahan yang terdapat di alam bebas di sekeliling kehidupan manusia. Pengalaman para pembuat kosmetika dapat menerangkan tujuan pemakaian campuran bahan tersebut, dan dari pegalaman turun-temurun pula diketahui cara terbaik membuat, menyimpan, mengedarkan, dan menggunakan kosmetika. Kemudian ditemukan bahan-bahan baru untuk membuat kosmetika menjadi komoditi yang lebih sempurna, sampai akhimya disimpulkan bahwa kosmetika harus terdiri atas bahan-bahan tertentu dan dalam komposisi tertentu untuk membentuk formula kosmetika yang dikenal sekarang ini. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang dikenakan pada kulit manusia untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik serta mengubah rupa. Karena terjadi kontak antara kosmetika dengan kulit, maka ada kemungkinan kosmetika diserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih dalam dari tubuh. Jumlah kosmetika yang terserap kulit bergantung pada beberapa faktor, yaitu keadaan kulit pemakai, keadaan kosmetika yang dipakai, dan kondisi kulit pemakai.' Kontak kosmetika dengan kulit menimbulkan akibat positif berupa manfaat kosmetika, dan akibat negatif atau merugikan berupa efek samping kosmetika. Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Jika disadari bahwa wanita maupun pria, sejak dari bayi hingga dewasa, lahir hingga ajal tiba, semua membutuhkan kosmetik. Lotions untuk kulit powder, sabun, depilatories, deodorant merupakan salah satu dari sekian banyak kategori kosmetik. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya. Sebagai contoh, keberadaan sabun cair dalam kemasan yang unik dan praktis dibawa atau dari sisi formulasinya seperti sediaan tabir surya telah ada kandungan pelembabnya sehingga bagi pengguna terasa praktis dan hal ini akan menjadi alternatif bagi masyarakat yang senang bepergian. Perkembangan kosmetik yang demikian pesat dan semakin tingginya tingkat kritisi dari masyarakat, membuat pemerintah khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia untuk dapat membuat kebijakan dan aturan-aturan tentang kosmetik yang tidak saja mampu mengkomodasi kemauan dan keinginan industri kosmetik dari sisi inovasi dan kreativitasnya namun juga harus dapat mengajak industri kosmetik untuk dapat menghasilkan kosmetik yang aman, bermutu dan bermanfaat. TINJAUAN PUSTAKA Cara pembuatan kosmetik yang baik atau good manufacture practices (GMP) merupakan tool untuk pembuatan produk sehingga dihasilkan produk yang aman, bermutu dan bermanfaat. Prinsip yang diterapkan di dalam GMP adalah mencegah terjadinya kontaminasi silang baik dari sisi kimia, fisika maupun mikrobiologi dan konsistensi produk terjamin baik keamanan, mutu dan manfaatnya. Di bidang kosmetik, dikenal dengan sebutan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik atau CPKB. Pokok-pokok CPKB di Indonesia tercantum di dalam Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, No. HK.00.05.4.3870 tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik. Hal-hal yang menjadi perhatian di dalam pedoman CPKB yaitu sistem manajemen mutu, personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, internal audit, penyimpanan, kontrak produksi dan analisis, penanganan keluhan serta penarikan produk. kosmetik baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPKB melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram. Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan Untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standard mutu dan keamanan. Mengingat pentingnya penerapan CPKB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negaralain baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Dalam pembuatan kosmetik, pengawasan yang menyeluruh disertai pemantauan sangat penting untuk menjamin agar konsumen memperoleh produk yang memenuhi pesyaratan mutu yang ditetapkan. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Hal ini berkaitan dengan seluruh aspek produksi dan pemeriksaan mutu BAB II PEMBAHASAN Kosmetik a. Pengertian kosmetik Berdasarkan Permenkes RI No.445/MenKes/Per/V/1998 yang dimaksud dengan Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Produksi Untuk memproduksi kosmetika harus memperoleh izin. Kosmetika yang akan diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan, standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yaitu mengenai . Cara Produksi Kosmetika Yang Baik (CPKB) dan hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.965/MenKes/SK/XI/1992. Cara Produksi Kosmetika Yang Baik (CPKB) merupakan cara produksi kosmetika dengan pengawasan menyeluruh yang meliputi aspek produksi dan pengendalian mutu untuk menjamin produk jadi yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan, aman dan bermanfaat bagi pemakainya. Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam CPKB yaitu : 1. Tenaga Kerja 2. Bangunan 3. Peralatan 4. Higiene dan Sanitasi 5. Pengolahan dan Pengemasan 6. Pengawasan Mutu 7. Inspeksi Diri 8. Dokumentasi 9. Penanganan Terhadap Hasil Produksi di Peredaran Bahan-bahan dalam kosmetik a. Bahan-bahan dasar (vehikulum) Merupakan basis/dasar untuk bahan lain atau sebagai pelarut sehingga umumnya menempati volume yang lebih besar dari bahan lainnya. Bahan dasar kosmetik pada umumnya terdiri dari : a) Air atau campurannya dengan bahan dasar lain; b) Alkohol atau campurannya; c) Vaselin atau campurannya; d) Minyak atau garam minyak dengan campurannya; e)Talkum atau campurannya. b. Bahan-bahan aktif Merupakan bahan kosmetik terpenting dan mempunyai daya kerja yang diunggulkan dalam kosmetik tersebut. Konsentrasi bahan aktif pada umumnya kecil, namun dapat pula apabila bahan tersebut sekaligus berperan sebagai bahan dasar misalnya bahan aktif dalam sediaan pembersih muka. c. Bahan-bahan penstabil kosmetik (stabilizer) Adalah bahan-bahan untuk menstabilkan campuran sehingga kosmetik dapat lebih stabil, baik dalam warna, bau dan bentuk fisik,adapun bahan-bahan tersebut adalah : a. Emulgator, yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan secara merata (homogen), misalnya lanolin, gliserin, alkohol, lilin, gliseril monosterarat. b. Pengawet yaitu bahan yang dapat mengawetkan kosmetik dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat anti kuman sehingga dapat menangkal terjadinya bau tengik karena aktivitas mikroba sehingga kosmetik menjadi lebih stabil, misal asam benzoat, alkohol, formaldehid. d. Zat warna adalah zat warna yang dijerapkan (diabsorpsikan) atau diendapkan pada substratum dengan maksud untuk memberikan corak dan intesitas warna yang sesuai dengan yang dikehendaki. Contohnya: Pigmen yelow No.1, Carmoisine, Brilliant black, Acid black, Beta – caroten, Curcumine, Ultramarines, Titanium dioxide, Zinc oxyda, Lactoflavin, Caramel, Timbal (II) asetat. . Bahan-bahan yang diizinkan dalam kosmetika dengan persyaratan Beberapa bahan yang diizinkan digunakan dalam kosmetika dengan persyaratan sebagai berikut : a. Bahan yang diizinkan dalam kosmetika dan persyaratan NO Nama Bahan Kegunaan Max Penandaan Ket 1 Alfa Naptol Pewarna rambut 0,5% Mengandung alfanaftol 2 Aluminium Sulfat Antiperspiran 30% 3 Asam Borat Bedak Badan 5% Jangan > 3 th Higines mulut 0,5% 4 Belerang Anti Jerawat 2-10% 5 Benzilkonium Klorida Antiseptika 0,005% 6 Formaldehid Pengeras kuku 5% 7 Hidrokinon Pengoksida/warna 2% 8 Kinin & garamnya 1. sampo 0,3% 1. Cat rambut 0,2% NO Nama Bahan Kegunaan Max Penandaan Ket 9 KOH / NaOH - pelarut kutikula kuku - pelurus - rambut 10 Selenium Disulfida Anti ketombe 1% Hanya untuk Sediaan bilas Mgd sele -nium (sampo) Jangan kena mata atau kulit yg luka 11 Seng Pirition Anti ketombe 2% Jangan kena mata 12 Tingtur Cabe 1% 13 DLL (semua ada 78) b. Zat pengawet yang diizinkan pada kosmetika dengan persyaratan Ada 48 macam antara lain : 1. Klorobutanol 0,5 % 2. Heksamin 0,15 % 3. Heksetidine 0,1 % 4. Natrium Iodida 0,1 % 5. Thiomersal 0,007 % 6. Triklorokarbon 0,2 % 7. Triklosan 0,3 % c. Tabir surya yang diizinkan dengan persyaratan Ada 21 macam, antara lain : 1. Dioksibenzon 3 % 2. Oksibenzon 6 % 3. Lawson 0,25 % 4. Oktil Dimetil PABA 8 % 5. PABA 15 % 6. Sulisobenzon 10 % 7. TEA salicylat 12 % Wadah Dan Pembungkus Persyaratan (Permenkes RI No.96/Menkes/Per/V/1977) 1. Wadah harus dibuat dari bahan yang tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu, cukup baik melindungi isi terhadap pengaruh dari luar, ditutup sedemikian rupa sehingga menjamin keutuhan isinya, dibuat dengan mempertimbangkan keamanan pemakaian. 2. Pembungkus harus diberi etiket seperti wadah dan dibuat dari bahan yang cukup melindungi wadah selama peredaran. Pembungkus yang berfungsi sebagai wadah harus memenuhi persyaratan wadah. Proses produksi Tidak seperti dalam industri makanan, kebanyakan produk kosmetik dibuat didalam batch, dibawah pengawasan pemerintah, yaitu cara pembuatan kosmetlik yang baik (CPKB) atau good manufacturing praktices (GMP) di A.S. masing-masing batch biasanya sebesar 500-5.000 kg Peralatan yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Mixing/Emulsification Tanks. 2. Dispersing/Grinding Mills. 3. homogenirez 4. Filing Equipment. Pembuatan kosmetik a. Kosmetik cair Pembuatan produk kesmetik mencakup pelarutan atau dispersi yang baik, serta penjernihan. Losion dalam alkohol-air dibuat dengan dua cara yaitu : 1. Dengan mengaduk bahan-bahan didalam campuran air dan alkohol yang konsentrasinya sama sepeti dalam produk akhir sampai larutan terbentuk. 2. Dengan melarutkan bahan-bahan didalam alkohol konsentrasi tinggi, kemudian larutan diencerkan dengan air sambil diaduk sampai larutan yang dimaksud terbentuk. Cara manapun yang digunakan, pengadukan dapat dijalankan dengan menggunakan propeler bertenaga listrik yang dapat ditempelkan disisi tangki atau memakai pengaduk permanen jika produksi itu besar-besaran. Agar pencampuran efisien, tangki sebaiknya bundar dan terbuat dari nikel murni, alumunium, monel atau staeinles. Untuk jumlah produk kosmetik cair, parfum atau bahan yang berminyak mungkin perlu dilarutkan lebih dulu. Ini umumnya dilakukan dalam pembuatan sampo. Karena kejerniha suatu losion sangat penting, maka kemasan juga harus jernih. Untuk perlu pencucian dengan udara bertekanan atau air panas yang diikuti dengan pembilasan dan pengeringan. b. Gel Produk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari losion yang kental, misalnya roll-ball antiperpirant sampai gel thixotropik yang sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetik hairdresing dan hair setting. Losion kental lebih mudah dibuat, yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat kedalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan cepat memakai prepeler yang digerakan turbin. Cara pembuatan gel kental yang tidak bisa mengalir lebih sulit, karena pada produk akhirnya udara tidak bisa keluar dari dalamnya seperti halnya pada losion kental. Gel kental harus dibuat dalam ruang hampa udara atau dilakukan melalui proses pembuangan udara yang rumit. Pemakaian carboxyvinyl polimers, misalnya carbopol, mempermudah pengeluaran uadara dari dalam gel. c. mikroemulsi Karena mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang spontan, pembuatnnya cukup dengan alat pencampur yang sedarhana. Jadi tidak memerlukan alat pencampur rumit berkecepatan tinggi. Merupakan pembuatan umum dalam pembuatan mikroemulsi fase minyak dengan suhu sekitar 80oC ditambahkn sedikit demi sedikit kedalam fase air dalam suhu serupa, sambil diaduk pelan. Untik sementara prosuk dipertahankan pada suhu diatas setting poin-nya agar udara naik dan keluar. Ini berareti bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan air panas atau uap bercampur air. Hendaknya hati-hati dalam memillih peralatan untuk membuat mikroemulsi karena kotoran halus, misalnya ion-ion logam, dapat megeruhkan penampilan produk. D. Emulsi Karena begitu banyak jenis produk emkulsi dipasaran, baik dalam kosmetik maupun toiletries, maka proses pembuatan masing-masing tidak mkungkin diperinci disini. Tetapi mengingat pentingnya sifat-sifat produk akhir emulsi, kita perlu mengetuhi faktor-faktornya yang terpenting. Proses pembuatan emulsi biasanya mencakup tiga hal berikut : 1. Emulsifikasi awal. 2. Pendinginan. 3. Homogenisasi. 1. Emulsifikasi awal Ada sejumlah faktor penting dalam emulsifikasi awal, yaitu temperatur internsitas dan lama pencampuran, serta keteraturan dan kecepatan penambahan fase-fase. Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung efisiensi dispersi emulsifator. Secara umum ada dua cara penambahan bahan-bahan. Yang pertama, penambahan fase dalam bentuk dispersi kedalam fase dalam bentuk homogen. Yang kedua, kebalikannya. Yang pertama tampak lebih alamiah, tetapi yang kedua memberikan keuntungan yang lebih besar jika tidak tersedia alat pengaduk yang memadai Untuk emulsi O/W yang lebih kental, misalnya vanishing cream, sebaiknya jangka waktu pengadukan dengan kecepatan tinggi singkat saja untuk mencegah masuknya udara. Setelah emulsi awal terbentuk, kecepatan pengadukan diturunkan, dan suhu diturunkan sampai sekitar 50oC dan saat itu pula parfum ditambahkan. Emulsi W/O dikerjakan dengan cara yang sama, hanya larutan dalam air di masukan kedalam fase lemak sedikit demi sedikit. Mungkin cara pembuatan emulsi terbaik adalah dengan menuangkan serentak promosi kedua fase yang sama pada waktu kedalam mixer yang terus yang terus berputar, sehingga emulsi terus-menerus mebentuk. Tapi ini hanya dapat dilakukan dalam pabrik besar. 2. Pendinginan Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama dalam produk yang berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama pendinginan biasanaya emulsi terus diaduk untuk mengurangi lamanya proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen. 3. Homogenisasi Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama pendinginan dalam batch terbentuk butir-butiran emulsi. Atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada pendinginan terjadi p-engerasan produk oleh karena itu, diperlukan pencampuran tambahan untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan. Pencampuran tambahan ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig, atau penghancuiran agregat=-agregat kristal lilin, atau pelewatan katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig. Proses ini disebut homogenisasi.

Rabu, 04 Januari 2012

LAPORAN AKHIR
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
GELOMBANG II TAHUN 2011

Instansi : RS TK. II PELAMONIA (Instalasi Farmasi)
Kota : Makassar











Disusun Oleh :

1. Sanusi Sahrudin 08.201.154
2. Nurbaya 08.201.183




FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2011  
LEMBAR PENGESAHAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
GELOMBANG II










Menyetujui, Makassar, Oktober 2011
Pembimbing Instansi Koordinator Lokasi





(Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes) (Sanusi Sahrudin)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470

Mengetahui :

Ketua LPPM, Supervisor
Universitas Indonesia timur





(Ir. Muh. Tahir Hamzah, MM) (Syafrudin, S. Si)

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat Kesehatan dan Kesempatan, sehingga proses pelaksanaan KKP dari pembekalan, kemberangkatan kemudian pelaksanaan sampai penyusunan laporan dapat berlangsung dengan baik.
Kuliah Kerja Profesi (KKP) adalah merupakan salah satu bentuk perwujudan Tri Darma perguruan tinggi yang merupakan langkah awal proses pengabdian kepada masyarakat dengan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia untuk berintegrasi sehinga nyata mengetahui, melaksanakan dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan diperguruan tinggi guna membangun bangsa dan negara. Untuk itu kami sebagai mahasiswa tak lupa terima kasih banyak kepada bimbingan, arahan, petunjuk dan yang lebih penting lagi adalah ilmu pengetahuan yang kami dapatkan selama proses perkuliahan.
Melalui laporan ini, kami mengucapkan terima kasih yg tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Muin Salim, MA selaku bapak rektor Universitas Indonesia Timur
2. Bapak kolenel CKM Dr. M.R Budiyono, Sp.B. selaku Kepala Rumah Sakit Tingkat II Pelmonia Makassar
3. Ibu Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes. selaku Kepala Apotik Rumah Sakit Tingkat II Pelamonia Makassar Serta Pembimbing Instansi
4. Bapak Ir. Muh Tahir Hamzah, MM. Selaku Ketua LPPM
5. Kepada semua pegawai-pegawai apotik Rumah Sakit tingkat II Pelamonia makassar. Yang Telah Memberikan Banyak Masukan Serta Arahan Kepada Kami.
6. Dan tak lupa pula ucapan terima kasih banyak kepada kawan-kawan Yang Telah Bekerja Sama Dengan Baik Serta Semua Pihak Yang Telah Membantu.
Penulis sangat menyadari akan kekurangan dari laporan ini, maka penulis dengan segenap hormat mengharapkan kritik dan masukan dari para pembaca setia lapporan ini.
Akhir kata, wassalam...............

Makassar, Oktober 2011
Penulis,





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI V
DAFTAR TABEL VI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan tujuan 2
C. Manfaat 4
1. Manfaat Terhadap Unversitas Indonesia Timur 4
2. Manfaat Terhadap Lokasi KKP 4
3. Manfaat Terhadap Mahasiswa 5
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKP 5
A. Profil KKP 5
B. Keadaan Geografis 6
C. Keadaan Demografis 6
D. Sarana dan Prasarana 11
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH 11
A. Identifikasi Masalah 11
B. Alternatif Pemecahan Masalah 11
BAB IV RENCANA KEGIATAN/PROGRAM KERJA 12
A. Kegiatan Fisik 13
B. Kegiatan Non Fisik 13
BAB V HASIL KEGIATAN/PROGRAM KERJA 13
A. Interverensi Fisik 13
B. Interverensi Non Fisik 14 Faktor Pendukung dan Penghambat 15
BAB V PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
LAMPIRAN
Biodata Mahasiswa
Daftar Hadir Peseta KKP
Struktur Organisasi Mahasiswa KKP
Jurnal/Catatan Harian
Dokumentasi Kegiatan



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional dinegara kita yang bertujuan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan upaya kesehatan dan sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam pelaksaan pembangunan kesehatan tersebut harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut adalah dengan tersedianya sarana pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat.
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi penderita dirumah sakit pada awalnya hanya di titik beratkan pada penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah kesatuan dalam upaya kesehatan seluruh masyarakat dengan usaha peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan, yang bersifat menyeluruh dan berkesinambungan.
Untuk menunjang dalam menyempurnakan pelayanan fungsi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada penderita, maka setiap rumah sakit memilki instalasi farmasi rumah sakit yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dibantu oleh seorang asisten apoteker. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan farmasi dirumah sakit, seorang asisten apoteker harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik yang ditunjang dengan kemampuan manajenal profesional dan dapat pengolahan dan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada asisten dalam menjamin penggunaan obat dan perbekalan farmasi lainnya secara tepat aman dan rasional.
Dalam rangka meningkatkan kualitas seorang asisten apoteker Universitas Indonesia Timur Makassar mengadakan kerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk menyelenggarakan kuliah kerja profesi bagi mahasiswa untuk melihat secara langsung fungsi dan peranan asisten apoteker dirumah sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan yang optimal.
B. Maksud dan tujuan
a. Maksud
KKP adalah kuliah kerja profesi yang dimana program kerjanya lebih menekankan pengaplikasian ilmu yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKP pada lingkungan instansi sesuai dengan kompotensi yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa.
b. Tujuan
- Tujuan Umum
1. Sebagai media pengaplikasian pengetahuan teoritas dan praktis dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan.
2. Agar lembaga perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas sebagai penerus pembangunan yang lebih menghayati masalah-masalah yang sangat kompleks yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Membantu pemerintah, masyarakat dalam mempercepat gerak laju pembangunan.
- Tujuan khusus
Menambah wawasan dan pengembangan berfikir secara interen dan non disipliner mahasiswa, melalui proses sosialisasi kepribadian/akademis, proses penemuan, pengenalan masalah dan konsep pemecahan masalan dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kondisi dan situasi nyata yang dialami atau ditemui pada kelompok masyarakat sebagai objek.






C. Manfaat
1. Manfaat Universitas Indonesia Timur
Pelaksanaan kuliah kerja profesi (KKP) Universitas Indonesia Timur sesuai dengan maksud dan tujuannya, diharapkan dapat memberikan bagi Universitas Indonesia Timur dalam berbagai bentuk masalah dan dapat secara langsung mengembangkan dan mewujudkan teori masyarakat beragam, baik bagi mahasiswa, dosen dan perguruan tinggi dan riset ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Lokasi KKP
manfaat bagi lokasi KKP dapat memberi masukan tentang masalah yang terdapat dilokasi, mencari cara penyelesaian dan solusi sehingga permasalahan yang ada dapat diatasi secara profesional dan manfaat yang dapat dikembangkan sebagai acuan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan selanjutnya sehingga tugas yang oleh dinas tersebut dapat diwujudkan melalui misi yang tepat dan cepat, sehingga program-program selanjutnya dapat lebih efektif, efisien dan tepat guna.
3. Manfaat Terhadap Mahasiswa
Yang tak kalah penting bagi mahasiswa yang melakukan KKP dapat secara langsung berintegrasi dengan lembaga dan masyarakat dengan mengamalkan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan, mulai dari observasi/survei membuat rencana dan metode menyelesaikan masalah, memfasilitasi masyarakat/instansi dalam menyesuaikan dan mewujudkan program kerja serta dapat memberi manfaat bagi kemajuan pembangunan dan sekaligus dilatih dalam kanca kehidupan yang nyata untuk mengembangkan diri menjadi pembangunan bangsa.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKP
A. Profil Lokasi KKP
Rumah sakit pelamonia dibangun oleh pemerintah hindia belanda tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan kedaulatan RI pada tahun 1950 Militaite Hospital diserahkan keapda TNI-AD dan diubah namanya menjadi rumah sakit tentara Teritorium VII. Pada tanggal 1 juni 1957 dengan berubahnya TT VII menjadi komando daerah Militer Sulawasi Selatan dan Ternggara (KDMSST) yang kemudian berubah nama menjadi kodam XIV Hasanudin maka rumah sakit berubah nama dan RST TT VII menjadi Rumah Sakit KDMSST, kemudian menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hasanudin “Pelamonia” dan akhirnya dikenal dengan nama Rumkit Tk. II Pelamonia.
Secara teknis rumah saklit pelamonia dibawah pembinaan kesehatan daerah Militer (Kesdam). Dan rumah sakit sesuai DSPP terakhir dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Nomor KEP/76/X/1985 tanggal 28 Oktober 1985.
Pada tahun 2004 mengalami perubahan organisasi berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor : KEP/69/XII/2004 tanggal 24 desember 2004 tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan Komando Daerah Milliter (Orgas Kesdam).
B. Keadaan Geografis
Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar berhadapan langsung dengan balai kemanunggalan ABRI dan rakyat serta Monumen Mandala yang terletak di Jalan Jendral Sudirman Makassar.
C. Keadaan Demografis
Secara demografis Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan kefarmasian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pegelolaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan langsung kepada pasien pemantauan penggunaan obat yang digunakan dirumah sakit.
Struktur kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pelamonia terdiri dari yaitu :
1. Kepala Instalasi Farmasi
a. Bertugas mengontrol semua kegiatan yang dilakukan diinstalasi farmasi
b. Bertanggung jawab penuh atas semua aktifitas diruangan instalasi farmasi
c. Mengontrol keluar masuknya obat
d. Mengawasi kedisiplinan semua unit dilingkungan instalasi
2. Wakil Kepala Instalasi Farmasi
a. Membantu tugas kepala instalasi dalam mnegecek kegiatan proses peracikan obat
b. Membuat administrasi laporan
3. Apoteker Utama
a. Bertanggung jawab atas kegiatan peracikan obat
b. Memeriksa resep
c. Memeriksa dosis obat setelah diracik
4. Asisten Apoteker
a. Membantu kegiatan peracikan obat
b. Melakukan peracikan obat
c. Pemberian dosis obat
5. Apoteker Pendamping
a. Melakukan peracikan obat
b. Memeriksa ketersediaan stok obat digudang penyimpanan
c. Menerima resep masuk
6. Bendahara
a. Melakukan pencatatan keuangan
b. Membuat laporan keuangan instalasi farmasi
c. Melakukan proses transaksi keuangan
Instalasi farmasi rumah sakit Pelamonia terdiri dari tiga unit kerja apotek yaitu :
a. Apotek Dinas
Apotek dinas melayani pasien anggota TNI/PNS yang masih aktif dan keluarganya, yaitu pelayanan rawat jalan atau rawat inap. Disamping memberikan pelayanan kepada pasien, apotek dinas juga mengelola distribusi Bahan Habis Pakai (BHP) untuk setiap ruang perawatan, poliklinik dan Instalasi Penunjan Medik lainnya. Aptek dinas ini dibuka selama 24 jam.
b. Apotek Askes
Apoek askes melayani pasien anggota askes dan pasien Jamkesmas yang sedang dirawat dirumah Sakit Pelamonia (rawat inap).
c. Apotek Umum
Melayani resep untuk pasien umum rawat inap dan rawat jalan baik dari rumah sakit Pelamonia maupun dari luar. Apotek umum juga melayani penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, dan alat-alat kesehatan lainnya. Apotek umum juga dibuka selama 24 jam.
Untuk memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan diruang ICU/ICCU dan kamar oprasi, Instalasi Farmasi menyediakan depo farmasi yang berdekatan dengan kedua ruangan tersebut sehingga pelayanan untuk kebutuhan yang bersifat mendesak atau resep “cito” dapat segera terpenuhi.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pelamonia memiliki gudang penyimpanan obat-obatan, alat kesehatan dan Bahan Habis Pakai (BHP) untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Gudang ini dikelolah oleh salah satu staf administrasi dibawah pengawasan langsung kepala Instalasi Farmasi (Apoteker).
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT TK. II 07.05.01 PELAMONIA
(Keputusan Perkasad/265/XII/2007 tanggal 31 Desember 2007)




di.




















D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar yang mendukung pelaksanaan pelayanan administrasi Kantor Rumah Sakit TK. II Pelamonia yaitu terdiri atas :
1. Sarana
a. Komputer 42 Unit
b. Mesin Ketik 1 Buah
c. Lemari File 8 Buah
d. Meja Staf 61 Unit
e. Kursi Tamu
2. Prasarana
a. Mobil Dinas 4 Unit
b. Motor Dinas 10 Unit
c. 4 Mobil Ambulans














BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil/rekapitulasi kejadian-kejadian dilapagan maka permasalahan yang sangat kompleks adalah :
1. Masih seringnya terjadi kekurangan stock obat.
2. Kurang adanya pembersihan apotik
3. Masih kurangnya dalam memberikan pelayanan obar pada pasien
4. Masih kurangnya alat peracikan obat
B. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Melakukan pengecekan berkala tehadap stock ketersediaan obat pada gudang penyimpanan.
2. Melakukan pembersihan apotik setiap hari
3. Lebih meningkatkan pelayanan obat pada pasien
4. Melengkapi alat-alat peracikan obat






BAB IV
RENCANA KEGIATAN ATAU PROGRAM KERJA
Program kerja fisik yang kami laksanakan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar adalah program kerja yang hasilnya akan nampak dimata masyarakat, berdasarkan waktu pelaksanaan program ini dikenal dengan nama program jangka pendek, yaitu suatu program yang segera dilaksanakan pada saat pelaksaaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang pada akhir pelaksanaan KKP program ini dapat terlaksana dengan baik.
A. Kegiatan Fisik
Adapun program kerja fisik yang kami lakukan selama melakukan kuliah Kerja Profesi (KKP) di Raumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar adalah :
1. Membersihkan apotik setiap pagi
2. Mengecek ketersediaan stok obat
3. Mengatur obat dietalase
B. Kegiatan Non Fisik
Kegiatan lainnya yang kami laksanakan adalah kgiatan non fisik, yaitu salah satu kegiatan yang pokok di laksanakan pada Kuliah Kerja Profesi (KKP). Adapun kegiatan non fisik yang kami laksanakan adalah :
1. Memberikan pelayanan pada pasien
2. Melakukan peracikan obat
3. Menjual obat diapotik umum
4. Menyediakan obat
5. Memberikan pelayanan informasi obat pada pasien

BAB V
HASIL KEGIATAN/PROGRAM KERJA
A. Intervensi Fisik
Pada program fisik yang kami lakukan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia yaitu:
1. pembersihan lokasi KKP oleh peserta KKP sendiri bersama dengan pegawai Rumah Sakit TK. II Pelamonia serta periodik dan sesuai dengan kondisi Rumah Sakit TK. II Pelamonia.
2. Peserta KKP Melakukan pengecekan ketersediaan obat.
Program pembenahan ini dilakuakan sendiri oleh peserta KKP dengan koordinasi pembimbing instansi dan supervisior. Masalah anggaran yang dibutuhkan dibutuhkan lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
B. Intervensi Non Fisik
Pada program kerja non fisik yang kami lakukan laksanan di RS. TK. II Pelamonia Makassar yaitu :
1. Ikut serta dalam melayani pasien serta memberikan informasi obat.
2. Melakukan penjualan obat diapotik umum
3. Menyediakan obat
4. Memberikan pelayanan informasi obat pada pasien
C. Fakktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Adapaun yang menjadi faktor pendukung dalam kegiatan ini yaitu :
1. Lingkungan kerja yang nyaman dan asri.
2. Hubungan yang baik antara sesama staf dan pimpinan Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar.
3. Keaktifan pembimbing instansi dan juga supervisor dalam memberikan arahan kepada Mahasiswa Kerja Profesi.
4. Semangat teman-teman Kuliah Kerja Profesi dalam hal penyelesaian program kerja.
5. Adanya keinginan yang kuat atau motivasi untuk aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkan dibangku kuliah dengan yang terjadi di dalam masyarakat.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan KKP ini antara lain :
1. Kurangnya komunikasi sesama peserta KKP
2. Waktu pelaksanaan KKP yang sangat singkat sehingga banyak kegiatan yang tak makisimal hasilnya.



BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi laporan yang kami rangkum dalam laporan ini maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Dalam Kulah Kerja Profesi ini tentunya mempunyai maksud dan tujuan serta manfaat. Salah satu tujuan yang terpenting adalah dalam mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian dalam suatu instansi, dan untuk meningkatkan relevansi pendidikan pada mahasiswa.
2. Dalam Kuliah Kerja Profesi ini terdapat beberapa masalah yang ditemukan namun alhamdulillah permasalahan tersebut dapat diselesaikan/diatasi berkat kerja sama yang baik antara peserta KKP dengan instansi terkait.
B. Saran
Sebelum melakukan KKP sebaiknya peserta KKP melakukan probing terlebih dahulu agar pada waktu KKP nantinya peserta sudah mengenal tempat melakukan KKP nantinya. Dan mahasiswa yang melakukan KKP sebaikya membuat program kerja terlebih dahulu sebelum masuk ke lokasi KKP.


TABEL HASIL PROGRAM KERJA

NO
Kegiatan Hasil yang
dicapai Rencana Sumber
Dana

Jumlah

Keterangan
Satuan % Swadaya Lain-lain
I II III IV V VI VII VIII
Kegiatan Fisik

1.
Membersihkan Apotik


27 Kali

100 %

-
-
-
Terlaksana

2. Mengecek ketersiediaan obat 27 Kali 100 %
-
-
- Terlaksana

Non Fisik
1, Memberikan
Pelayanan Kepada
Pasien
27 Kali
100 %
-

-
Terlaksana



Mengetahui, Menyetujui, Makassar , Oktober 2011
Supervisor, Pembimbing Instansi, Koordinator Lokasi





(Syafrudin S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes) (Sanusi Sahrudin)
Letnan Kolenel Ckm (K) Nrp 44370

TABEL RENCANA PROGRAM KERJA

NO
Rencana Kegiatan
Tujuan
Kegiatan
Tempat Kegiatan Rencana Sumber
Dana

Jumlah Waktu
Pelaksanaan Penanggung
jawab
Swadaya Lain-lain Frek Minggu
I II III IV V VI VII VIII IX X
Kegiatan Fisik
1.

Membersihkan Apotik

Untuk menjaga kebersihan apotik
Apotik R.S TK. II Pelaminia
-
-
-
27 Kali
IV
Sanusi

2.
Mengecek ketersiediaan obat
Untuk mengetahui obat yang tersedia diapotik
Apotik RS. TK. II Pelamonia


-

-

-
27 Kali
IV

Sanusi
Non Fisik
2 Memberikan
Pelayanan obat Kepada Pasien Untuk melatih mengahadapi konsumen
RS. TK. II Pelamonia

-

-
-
27 kali
IV
Nurbaya

Mengetahui, Menyetujui, Makassar , Oktober 2011
Supervisor, Pembimbing Instansi, Koordinator Lokasi




(Syafrudin S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes) (Sanusi Sahrudin)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470

























BIODATA MAHASISWA

Nama : Sanusi Sahrudin
Stambuk : 08. 201.154
Tempat/tanggal lahir : Madapolo 15 Februari 1990
Program studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bonto duri
Tlp. HP : 085213397717





Makassar, Oktober 2011
Mahasiswa,


(Sanusi sahrudin)

BIODATA MAHASISWA

Nama : Nurbaya
Stambuk : 08.201.183
Tempat/tanggal lahir :Timika 22 Maret 1990
Program studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bonto duri
Tlp. HP : 085299516060





Makassar, Oktober 2011
Mahasiswa,


(Nurbaya)

JURNAL/CATATAN HARIAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU III
Nama : Sanusi Sahrudin
Stambuk : 08.201.154
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5











6. Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470
JURNAL/CATATAN HARIAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU IV
Nama : Sanusi Sahrudin
Stambuk : 08.201.154
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5 Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470
JURNAL/CATATAN HARIAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU III
Nama : Nurbaya
Stambuk : 08.201.183
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5 Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU IV
Nama : Nurbaya
Stambuk : 08.201.183
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5 Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470