Selasa, 05 Juni 2012

BAB I LATAR BELAKANG Pendahuluan Sejak diperkenalkan pertama kali, beberapa puluh abad yang lalu, kosmetika merupakan campuran bahan alami untuk perawatan, dekorasi dan wangi-wangian. Bahan alami yang digunakan berasal dari bahan tumbuhan, bahan dari binatang atau bahan yang terdapat di alam bebas di sekeliling kehidupan manusia. Pengalaman para pembuat kosmetika dapat menerangkan tujuan pemakaian campuran bahan tersebut, dan dari pegalaman turun-temurun pula diketahui cara terbaik membuat, menyimpan, mengedarkan, dan menggunakan kosmetika. Kemudian ditemukan bahan-bahan baru untuk membuat kosmetika menjadi komoditi yang lebih sempurna, sampai akhimya disimpulkan bahwa kosmetika harus terdiri atas bahan-bahan tertentu dan dalam komposisi tertentu untuk membentuk formula kosmetika yang dikenal sekarang ini. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan yang dikenakan pada kulit manusia untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik serta mengubah rupa. Karena terjadi kontak antara kosmetika dengan kulit, maka ada kemungkinan kosmetika diserap oleh kulit dan masuk ke bagian yang lebih dalam dari tubuh. Jumlah kosmetika yang terserap kulit bergantung pada beberapa faktor, yaitu keadaan kulit pemakai, keadaan kosmetika yang dipakai, dan kondisi kulit pemakai.' Kontak kosmetika dengan kulit menimbulkan akibat positif berupa manfaat kosmetika, dan akibat negatif atau merugikan berupa efek samping kosmetika. Kosmetik saat ini telah menjadi kebutuhan manusia yang tidak bisa dianggap sebelah mata lagi. Jika disadari bahwa wanita maupun pria, sejak dari bayi hingga dewasa, lahir hingga ajal tiba, semua membutuhkan kosmetik. Lotions untuk kulit powder, sabun, depilatories, deodorant merupakan salah satu dari sekian banyak kategori kosmetik. Dan sekarang semakin terasa bahwa kebutuhan adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisannya didalam penggunaannya. Sebagai contoh, keberadaan sabun cair dalam kemasan yang unik dan praktis dibawa atau dari sisi formulasinya seperti sediaan tabir surya telah ada kandungan pelembabnya sehingga bagi pengguna terasa praktis dan hal ini akan menjadi alternatif bagi masyarakat yang senang bepergian. Perkembangan kosmetik yang demikian pesat dan semakin tingginya tingkat kritisi dari masyarakat, membuat pemerintah khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia untuk dapat membuat kebijakan dan aturan-aturan tentang kosmetik yang tidak saja mampu mengkomodasi kemauan dan keinginan industri kosmetik dari sisi inovasi dan kreativitasnya namun juga harus dapat mengajak industri kosmetik untuk dapat menghasilkan kosmetik yang aman, bermutu dan bermanfaat. TINJAUAN PUSTAKA Cara pembuatan kosmetik yang baik atau good manufacture practices (GMP) merupakan tool untuk pembuatan produk sehingga dihasilkan produk yang aman, bermutu dan bermanfaat. Prinsip yang diterapkan di dalam GMP adalah mencegah terjadinya kontaminasi silang baik dari sisi kimia, fisika maupun mikrobiologi dan konsistensi produk terjamin baik keamanan, mutu dan manfaatnya. Di bidang kosmetik, dikenal dengan sebutan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik atau CPKB. Pokok-pokok CPKB di Indonesia tercantum di dalam Keputusan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, No. HK.00.05.4.3870 tentang Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik. Hal-hal yang menjadi perhatian di dalam pedoman CPKB yaitu sistem manajemen mutu, personalia, bangunan, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, internal audit, penyimpanan, kontrak produksi dan analisis, penanganan keluhan serta penarikan produk. kosmetik baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan CPKB melalui langkah-langkah dan pentahapan yang terprogram. Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan Untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standard mutu dan keamanan. Mengingat pentingnya penerapan CPKB maka pemerintah secara terus menerus memfasilitasi industri dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negaralain baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Dalam pembuatan kosmetik, pengawasan yang menyeluruh disertai pemantauan sangat penting untuk menjamin agar konsumen memperoleh produk yang memenuhi pesyaratan mutu yang ditetapkan. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Hal ini berkaitan dengan seluruh aspek produksi dan pemeriksaan mutu BAB II PEMBAHASAN Kosmetik a. Pengertian kosmetik Berdasarkan Permenkes RI No.445/MenKes/Per/V/1998 yang dimaksud dengan Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Produksi Untuk memproduksi kosmetika harus memperoleh izin. Kosmetika yang akan diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan, standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yaitu mengenai . Cara Produksi Kosmetika Yang Baik (CPKB) dan hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.965/MenKes/SK/XI/1992. Cara Produksi Kosmetika Yang Baik (CPKB) merupakan cara produksi kosmetika dengan pengawasan menyeluruh yang meliputi aspek produksi dan pengendalian mutu untuk menjamin produk jadi yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan, aman dan bermanfaat bagi pemakainya. Faktor - faktor yang harus diperhatikan dalam CPKB yaitu : 1. Tenaga Kerja 2. Bangunan 3. Peralatan 4. Higiene dan Sanitasi 5. Pengolahan dan Pengemasan 6. Pengawasan Mutu 7. Inspeksi Diri 8. Dokumentasi 9. Penanganan Terhadap Hasil Produksi di Peredaran Bahan-bahan dalam kosmetik a. Bahan-bahan dasar (vehikulum) Merupakan basis/dasar untuk bahan lain atau sebagai pelarut sehingga umumnya menempati volume yang lebih besar dari bahan lainnya. Bahan dasar kosmetik pada umumnya terdiri dari : a) Air atau campurannya dengan bahan dasar lain; b) Alkohol atau campurannya; c) Vaselin atau campurannya; d) Minyak atau garam minyak dengan campurannya; e)Talkum atau campurannya. b. Bahan-bahan aktif Merupakan bahan kosmetik terpenting dan mempunyai daya kerja yang diunggulkan dalam kosmetik tersebut. Konsentrasi bahan aktif pada umumnya kecil, namun dapat pula apabila bahan tersebut sekaligus berperan sebagai bahan dasar misalnya bahan aktif dalam sediaan pembersih muka. c. Bahan-bahan penstabil kosmetik (stabilizer) Adalah bahan-bahan untuk menstabilkan campuran sehingga kosmetik dapat lebih stabil, baik dalam warna, bau dan bentuk fisik,adapun bahan-bahan tersebut adalah : a. Emulgator, yaitu bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan secara merata (homogen), misalnya lanolin, gliserin, alkohol, lilin, gliseril monosterarat. b. Pengawet yaitu bahan yang dapat mengawetkan kosmetik dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat anti kuman sehingga dapat menangkal terjadinya bau tengik karena aktivitas mikroba sehingga kosmetik menjadi lebih stabil, misal asam benzoat, alkohol, formaldehid. d. Zat warna adalah zat warna yang dijerapkan (diabsorpsikan) atau diendapkan pada substratum dengan maksud untuk memberikan corak dan intesitas warna yang sesuai dengan yang dikehendaki. Contohnya: Pigmen yelow No.1, Carmoisine, Brilliant black, Acid black, Beta – caroten, Curcumine, Ultramarines, Titanium dioxide, Zinc oxyda, Lactoflavin, Caramel, Timbal (II) asetat. . Bahan-bahan yang diizinkan dalam kosmetika dengan persyaratan Beberapa bahan yang diizinkan digunakan dalam kosmetika dengan persyaratan sebagai berikut : a. Bahan yang diizinkan dalam kosmetika dan persyaratan NO Nama Bahan Kegunaan Max Penandaan Ket 1 Alfa Naptol Pewarna rambut 0,5% Mengandung alfanaftol 2 Aluminium Sulfat Antiperspiran 30% 3 Asam Borat Bedak Badan 5% Jangan > 3 th Higines mulut 0,5% 4 Belerang Anti Jerawat 2-10% 5 Benzilkonium Klorida Antiseptika 0,005% 6 Formaldehid Pengeras kuku 5% 7 Hidrokinon Pengoksida/warna 2% 8 Kinin & garamnya 1. sampo 0,3% 1. Cat rambut 0,2% NO Nama Bahan Kegunaan Max Penandaan Ket 9 KOH / NaOH - pelarut kutikula kuku - pelurus - rambut 10 Selenium Disulfida Anti ketombe 1% Hanya untuk Sediaan bilas Mgd sele -nium (sampo) Jangan kena mata atau kulit yg luka 11 Seng Pirition Anti ketombe 2% Jangan kena mata 12 Tingtur Cabe 1% 13 DLL (semua ada 78) b. Zat pengawet yang diizinkan pada kosmetika dengan persyaratan Ada 48 macam antara lain : 1. Klorobutanol 0,5 % 2. Heksamin 0,15 % 3. Heksetidine 0,1 % 4. Natrium Iodida 0,1 % 5. Thiomersal 0,007 % 6. Triklorokarbon 0,2 % 7. Triklosan 0,3 % c. Tabir surya yang diizinkan dengan persyaratan Ada 21 macam, antara lain : 1. Dioksibenzon 3 % 2. Oksibenzon 6 % 3. Lawson 0,25 % 4. Oktil Dimetil PABA 8 % 5. PABA 15 % 6. Sulisobenzon 10 % 7. TEA salicylat 12 % Wadah Dan Pembungkus Persyaratan (Permenkes RI No.96/Menkes/Per/V/1977) 1. Wadah harus dibuat dari bahan yang tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu, cukup baik melindungi isi terhadap pengaruh dari luar, ditutup sedemikian rupa sehingga menjamin keutuhan isinya, dibuat dengan mempertimbangkan keamanan pemakaian. 2. Pembungkus harus diberi etiket seperti wadah dan dibuat dari bahan yang cukup melindungi wadah selama peredaran. Pembungkus yang berfungsi sebagai wadah harus memenuhi persyaratan wadah. Proses produksi Tidak seperti dalam industri makanan, kebanyakan produk kosmetik dibuat didalam batch, dibawah pengawasan pemerintah, yaitu cara pembuatan kosmetlik yang baik (CPKB) atau good manufacturing praktices (GMP) di A.S. masing-masing batch biasanya sebesar 500-5.000 kg Peralatan yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Mixing/Emulsification Tanks. 2. Dispersing/Grinding Mills. 3. homogenirez 4. Filing Equipment. Pembuatan kosmetik a. Kosmetik cair Pembuatan produk kesmetik mencakup pelarutan atau dispersi yang baik, serta penjernihan. Losion dalam alkohol-air dibuat dengan dua cara yaitu : 1. Dengan mengaduk bahan-bahan didalam campuran air dan alkohol yang konsentrasinya sama sepeti dalam produk akhir sampai larutan terbentuk. 2. Dengan melarutkan bahan-bahan didalam alkohol konsentrasi tinggi, kemudian larutan diencerkan dengan air sambil diaduk sampai larutan yang dimaksud terbentuk. Cara manapun yang digunakan, pengadukan dapat dijalankan dengan menggunakan propeler bertenaga listrik yang dapat ditempelkan disisi tangki atau memakai pengaduk permanen jika produksi itu besar-besaran. Agar pencampuran efisien, tangki sebaiknya bundar dan terbuat dari nikel murni, alumunium, monel atau staeinles. Untuk jumlah produk kosmetik cair, parfum atau bahan yang berminyak mungkin perlu dilarutkan lebih dulu. Ini umumnya dilakukan dalam pembuatan sampo. Karena kejerniha suatu losion sangat penting, maka kemasan juga harus jernih. Untuk perlu pencucian dengan udara bertekanan atau air panas yang diikuti dengan pembilasan dan pengeringan. b. Gel Produk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari losion yang kental, misalnya roll-ball antiperpirant sampai gel thixotropik yang sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat digunakan sebagai kosmetik hairdresing dan hair setting. Losion kental lebih mudah dibuat, yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit gellant padat kedalam fase cair yang diaduk terus menerus dengan cepat memakai prepeler yang digerakan turbin. Cara pembuatan gel kental yang tidak bisa mengalir lebih sulit, karena pada produk akhirnya udara tidak bisa keluar dari dalamnya seperti halnya pada losion kental. Gel kental harus dibuat dalam ruang hampa udara atau dilakukan melalui proses pembuangan udara yang rumit. Pemakaian carboxyvinyl polimers, misalnya carbopol, mempermudah pengeluaran uadara dari dalam gel. c. mikroemulsi Karena mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang spontan, pembuatnnya cukup dengan alat pencampur yang sedarhana. Jadi tidak memerlukan alat pencampur rumit berkecepatan tinggi. Merupakan pembuatan umum dalam pembuatan mikroemulsi fase minyak dengan suhu sekitar 80oC ditambahkn sedikit demi sedikit kedalam fase air dalam suhu serupa, sambil diaduk pelan. Untik sementara prosuk dipertahankan pada suhu diatas setting poin-nya agar udara naik dan keluar. Ini berareti bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan air panas atau uap bercampur air. Hendaknya hati-hati dalam memillih peralatan untuk membuat mikroemulsi karena kotoran halus, misalnya ion-ion logam, dapat megeruhkan penampilan produk. D. Emulsi Karena begitu banyak jenis produk emkulsi dipasaran, baik dalam kosmetik maupun toiletries, maka proses pembuatan masing-masing tidak mkungkin diperinci disini. Tetapi mengingat pentingnya sifat-sifat produk akhir emulsi, kita perlu mengetuhi faktor-faktornya yang terpenting. Proses pembuatan emulsi biasanya mencakup tiga hal berikut : 1. Emulsifikasi awal. 2. Pendinginan. 3. Homogenisasi. 1. Emulsifikasi awal Ada sejumlah faktor penting dalam emulsifikasi awal, yaitu temperatur internsitas dan lama pencampuran, serta keteraturan dan kecepatan penambahan fase-fase. Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk menjamin bahwa kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama pengadukan tergantung efisiensi dispersi emulsifator. Secara umum ada dua cara penambahan bahan-bahan. Yang pertama, penambahan fase dalam bentuk dispersi kedalam fase dalam bentuk homogen. Yang kedua, kebalikannya. Yang pertama tampak lebih alamiah, tetapi yang kedua memberikan keuntungan yang lebih besar jika tidak tersedia alat pengaduk yang memadai Untuk emulsi O/W yang lebih kental, misalnya vanishing cream, sebaiknya jangka waktu pengadukan dengan kecepatan tinggi singkat saja untuk mencegah masuknya udara. Setelah emulsi awal terbentuk, kecepatan pengadukan diturunkan, dan suhu diturunkan sampai sekitar 50oC dan saat itu pula parfum ditambahkan. Emulsi W/O dikerjakan dengan cara yang sama, hanya larutan dalam air di masukan kedalam fase lemak sedikit demi sedikit. Mungkin cara pembuatan emulsi terbaik adalah dengan menuangkan serentak promosi kedua fase yang sama pada waktu kedalam mixer yang terus yang terus berputar, sehingga emulsi terus-menerus mebentuk. Tapi ini hanya dapat dilakukan dalam pabrik besar. 2. Pendinginan Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama dalam produk yang berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama pendinginan biasanaya emulsi terus diaduk untuk mengurangi lamanya proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen. 3. Homogenisasi Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama pendinginan dalam batch terbentuk butir-butiran emulsi. Atau pada produk yang memiliki fase minyak dengan titik leleh tinggi, pada pendinginan terjadi p-engerasan produk oleh karena itu, diperlukan pencampuran tambahan untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan. Pencampuran tambahan ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir berputar dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig, atau penghancuiran agregat=-agregat kristal lilin, atau pelewatan katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig. Proses ini disebut homogenisasi.

Rabu, 04 Januari 2012

LAPORAN AKHIR
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
GELOMBANG II TAHUN 2011

Instansi : RS TK. II PELAMONIA (Instalasi Farmasi)
Kota : Makassar











Disusun Oleh :

1. Sanusi Sahrudin 08.201.154
2. Nurbaya 08.201.183




FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2011  
LEMBAR PENGESAHAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
GELOMBANG II










Menyetujui, Makassar, Oktober 2011
Pembimbing Instansi Koordinator Lokasi





(Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes) (Sanusi Sahrudin)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470

Mengetahui :

Ketua LPPM, Supervisor
Universitas Indonesia timur





(Ir. Muh. Tahir Hamzah, MM) (Syafrudin, S. Si)

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat Kesehatan dan Kesempatan, sehingga proses pelaksanaan KKP dari pembekalan, kemberangkatan kemudian pelaksanaan sampai penyusunan laporan dapat berlangsung dengan baik.
Kuliah Kerja Profesi (KKP) adalah merupakan salah satu bentuk perwujudan Tri Darma perguruan tinggi yang merupakan langkah awal proses pengabdian kepada masyarakat dengan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia untuk berintegrasi sehinga nyata mengetahui, melaksanakan dan mengamalkan ilmu yang telah didapatkan diperguruan tinggi guna membangun bangsa dan negara. Untuk itu kami sebagai mahasiswa tak lupa terima kasih banyak kepada bimbingan, arahan, petunjuk dan yang lebih penting lagi adalah ilmu pengetahuan yang kami dapatkan selama proses perkuliahan.
Melalui laporan ini, kami mengucapkan terima kasih yg tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Muin Salim, MA selaku bapak rektor Universitas Indonesia Timur
2. Bapak kolenel CKM Dr. M.R Budiyono, Sp.B. selaku Kepala Rumah Sakit Tingkat II Pelmonia Makassar
3. Ibu Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes. selaku Kepala Apotik Rumah Sakit Tingkat II Pelamonia Makassar Serta Pembimbing Instansi
4. Bapak Ir. Muh Tahir Hamzah, MM. Selaku Ketua LPPM
5. Kepada semua pegawai-pegawai apotik Rumah Sakit tingkat II Pelamonia makassar. Yang Telah Memberikan Banyak Masukan Serta Arahan Kepada Kami.
6. Dan tak lupa pula ucapan terima kasih banyak kepada kawan-kawan Yang Telah Bekerja Sama Dengan Baik Serta Semua Pihak Yang Telah Membantu.
Penulis sangat menyadari akan kekurangan dari laporan ini, maka penulis dengan segenap hormat mengharapkan kritik dan masukan dari para pembaca setia lapporan ini.
Akhir kata, wassalam...............

Makassar, Oktober 2011
Penulis,





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI V
DAFTAR TABEL VI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Maksud dan tujuan 2
C. Manfaat 4
1. Manfaat Terhadap Unversitas Indonesia Timur 4
2. Manfaat Terhadap Lokasi KKP 4
3. Manfaat Terhadap Mahasiswa 5
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KKP 5
A. Profil KKP 5
B. Keadaan Geografis 6
C. Keadaan Demografis 6
D. Sarana dan Prasarana 11
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH 11
A. Identifikasi Masalah 11
B. Alternatif Pemecahan Masalah 11
BAB IV RENCANA KEGIATAN/PROGRAM KERJA 12
A. Kegiatan Fisik 13
B. Kegiatan Non Fisik 13
BAB V HASIL KEGIATAN/PROGRAM KERJA 13
A. Interverensi Fisik 13
B. Interverensi Non Fisik 14 Faktor Pendukung dan Penghambat 15
BAB V PENUTUP 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
LAMPIRAN
Biodata Mahasiswa
Daftar Hadir Peseta KKP
Struktur Organisasi Mahasiswa KKP
Jurnal/Catatan Harian
Dokumentasi Kegiatan



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional dinegara kita yang bertujuan untuk tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan upaya kesehatan dan sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam pelaksaan pembangunan kesehatan tersebut harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut adalah dengan tersedianya sarana pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat.
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi penderita dirumah sakit pada awalnya hanya di titik beratkan pada penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah kesatuan dalam upaya kesehatan seluruh masyarakat dengan usaha peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan, yang bersifat menyeluruh dan berkesinambungan.
Untuk menunjang dalam menyempurnakan pelayanan fungsi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada penderita, maka setiap rumah sakit memilki instalasi farmasi rumah sakit yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dibantu oleh seorang asisten apoteker. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan farmasi dirumah sakit, seorang asisten apoteker harus mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik yang ditunjang dengan kemampuan manajenal profesional dan dapat pengolahan dan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada asisten dalam menjamin penggunaan obat dan perbekalan farmasi lainnya secara tepat aman dan rasional.
Dalam rangka meningkatkan kualitas seorang asisten apoteker Universitas Indonesia Timur Makassar mengadakan kerja sama dengan beberapa rumah sakit untuk menyelenggarakan kuliah kerja profesi bagi mahasiswa untuk melihat secara langsung fungsi dan peranan asisten apoteker dirumah sakit dalam menunjang pelayanan kesehatan yang optimal.
B. Maksud dan tujuan
a. Maksud
KKP adalah kuliah kerja profesi yang dimana program kerjanya lebih menekankan pengaplikasian ilmu yang dimiliki oleh setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKP pada lingkungan instansi sesuai dengan kompotensi yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa.
b. Tujuan
- Tujuan Umum
1. Sebagai media pengaplikasian pengetahuan teoritas dan praktis dalam pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan.
2. Agar lembaga perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas sebagai penerus pembangunan yang lebih menghayati masalah-masalah yang sangat kompleks yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Membantu pemerintah, masyarakat dalam mempercepat gerak laju pembangunan.
- Tujuan khusus
Menambah wawasan dan pengembangan berfikir secara interen dan non disipliner mahasiswa, melalui proses sosialisasi kepribadian/akademis, proses penemuan, pengenalan masalah dan konsep pemecahan masalan dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kondisi dan situasi nyata yang dialami atau ditemui pada kelompok masyarakat sebagai objek.






C. Manfaat
1. Manfaat Universitas Indonesia Timur
Pelaksanaan kuliah kerja profesi (KKP) Universitas Indonesia Timur sesuai dengan maksud dan tujuannya, diharapkan dapat memberikan bagi Universitas Indonesia Timur dalam berbagai bentuk masalah dan dapat secara langsung mengembangkan dan mewujudkan teori masyarakat beragam, baik bagi mahasiswa, dosen dan perguruan tinggi dan riset ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Lokasi KKP
manfaat bagi lokasi KKP dapat memberi masukan tentang masalah yang terdapat dilokasi, mencari cara penyelesaian dan solusi sehingga permasalahan yang ada dapat diatasi secara profesional dan manfaat yang dapat dikembangkan sebagai acuan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan selanjutnya sehingga tugas yang oleh dinas tersebut dapat diwujudkan melalui misi yang tepat dan cepat, sehingga program-program selanjutnya dapat lebih efektif, efisien dan tepat guna.
3. Manfaat Terhadap Mahasiswa
Yang tak kalah penting bagi mahasiswa yang melakukan KKP dapat secara langsung berintegrasi dengan lembaga dan masyarakat dengan mengamalkan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan, mulai dari observasi/survei membuat rencana dan metode menyelesaikan masalah, memfasilitasi masyarakat/instansi dalam menyesuaikan dan mewujudkan program kerja serta dapat memberi manfaat bagi kemajuan pembangunan dan sekaligus dilatih dalam kanca kehidupan yang nyata untuk mengembangkan diri menjadi pembangunan bangsa.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKP
A. Profil Lokasi KKP
Rumah sakit pelamonia dibangun oleh pemerintah hindia belanda tahun 1917 dan disebut Militaire Hospital. Pada waktu penyerahan kedaulatan RI pada tahun 1950 Militaite Hospital diserahkan keapda TNI-AD dan diubah namanya menjadi rumah sakit tentara Teritorium VII. Pada tanggal 1 juni 1957 dengan berubahnya TT VII menjadi komando daerah Militer Sulawasi Selatan dan Ternggara (KDMSST) yang kemudian berubah nama menjadi kodam XIV Hasanudin maka rumah sakit berubah nama dan RST TT VII menjadi Rumah Sakit KDMSST, kemudian menjadi Rumah Sakit Kodam XIV/Hasanudin “Pelamonia” dan akhirnya dikenal dengan nama Rumkit Tk. II Pelamonia.
Secara teknis rumah saklit pelamonia dibawah pembinaan kesehatan daerah Militer (Kesdam). Dan rumah sakit sesuai DSPP terakhir dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Nomor KEP/76/X/1985 tanggal 28 Oktober 1985.
Pada tahun 2004 mengalami perubahan organisasi berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor : KEP/69/XII/2004 tanggal 24 desember 2004 tentang Organisasi dan Tugas Kesehatan Komando Daerah Milliter (Orgas Kesdam).
B. Keadaan Geografis
Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar berhadapan langsung dengan balai kemanunggalan ABRI dan rakyat serta Monumen Mandala yang terletak di Jalan Jendral Sudirman Makassar.
C. Keadaan Demografis
Secara demografis Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan kefarmasian yang meliputi perencanaan, pengadaan, pegelolaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan langsung kepada pasien pemantauan penggunaan obat yang digunakan dirumah sakit.
Struktur kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pelamonia terdiri dari yaitu :
1. Kepala Instalasi Farmasi
a. Bertugas mengontrol semua kegiatan yang dilakukan diinstalasi farmasi
b. Bertanggung jawab penuh atas semua aktifitas diruangan instalasi farmasi
c. Mengontrol keluar masuknya obat
d. Mengawasi kedisiplinan semua unit dilingkungan instalasi
2. Wakil Kepala Instalasi Farmasi
a. Membantu tugas kepala instalasi dalam mnegecek kegiatan proses peracikan obat
b. Membuat administrasi laporan
3. Apoteker Utama
a. Bertanggung jawab atas kegiatan peracikan obat
b. Memeriksa resep
c. Memeriksa dosis obat setelah diracik
4. Asisten Apoteker
a. Membantu kegiatan peracikan obat
b. Melakukan peracikan obat
c. Pemberian dosis obat
5. Apoteker Pendamping
a. Melakukan peracikan obat
b. Memeriksa ketersediaan stok obat digudang penyimpanan
c. Menerima resep masuk
6. Bendahara
a. Melakukan pencatatan keuangan
b. Membuat laporan keuangan instalasi farmasi
c. Melakukan proses transaksi keuangan
Instalasi farmasi rumah sakit Pelamonia terdiri dari tiga unit kerja apotek yaitu :
a. Apotek Dinas
Apotek dinas melayani pasien anggota TNI/PNS yang masih aktif dan keluarganya, yaitu pelayanan rawat jalan atau rawat inap. Disamping memberikan pelayanan kepada pasien, apotek dinas juga mengelola distribusi Bahan Habis Pakai (BHP) untuk setiap ruang perawatan, poliklinik dan Instalasi Penunjan Medik lainnya. Aptek dinas ini dibuka selama 24 jam.
b. Apotek Askes
Apoek askes melayani pasien anggota askes dan pasien Jamkesmas yang sedang dirawat dirumah Sakit Pelamonia (rawat inap).
c. Apotek Umum
Melayani resep untuk pasien umum rawat inap dan rawat jalan baik dari rumah sakit Pelamonia maupun dari luar. Apotek umum juga melayani penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, dan alat-alat kesehatan lainnya. Apotek umum juga dibuka selama 24 jam.
Untuk memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan diruang ICU/ICCU dan kamar oprasi, Instalasi Farmasi menyediakan depo farmasi yang berdekatan dengan kedua ruangan tersebut sehingga pelayanan untuk kebutuhan yang bersifat mendesak atau resep “cito” dapat segera terpenuhi.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pelamonia memiliki gudang penyimpanan obat-obatan, alat kesehatan dan Bahan Habis Pakai (BHP) untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit. Gudang ini dikelolah oleh salah satu staf administrasi dibawah pengawasan langsung kepala Instalasi Farmasi (Apoteker).
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT TK. II 07.05.01 PELAMONIA
(Keputusan Perkasad/265/XII/2007 tanggal 31 Desember 2007)




di.




















D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar yang mendukung pelaksanaan pelayanan administrasi Kantor Rumah Sakit TK. II Pelamonia yaitu terdiri atas :
1. Sarana
a. Komputer 42 Unit
b. Mesin Ketik 1 Buah
c. Lemari File 8 Buah
d. Meja Staf 61 Unit
e. Kursi Tamu
2. Prasarana
a. Mobil Dinas 4 Unit
b. Motor Dinas 10 Unit
c. 4 Mobil Ambulans














BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil/rekapitulasi kejadian-kejadian dilapagan maka permasalahan yang sangat kompleks adalah :
1. Masih seringnya terjadi kekurangan stock obat.
2. Kurang adanya pembersihan apotik
3. Masih kurangnya dalam memberikan pelayanan obar pada pasien
4. Masih kurangnya alat peracikan obat
B. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Melakukan pengecekan berkala tehadap stock ketersediaan obat pada gudang penyimpanan.
2. Melakukan pembersihan apotik setiap hari
3. Lebih meningkatkan pelayanan obat pada pasien
4. Melengkapi alat-alat peracikan obat






BAB IV
RENCANA KEGIATAN ATAU PROGRAM KERJA
Program kerja fisik yang kami laksanakan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar adalah program kerja yang hasilnya akan nampak dimata masyarakat, berdasarkan waktu pelaksanaan program ini dikenal dengan nama program jangka pendek, yaitu suatu program yang segera dilaksanakan pada saat pelaksaaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang pada akhir pelaksanaan KKP program ini dapat terlaksana dengan baik.
A. Kegiatan Fisik
Adapun program kerja fisik yang kami lakukan selama melakukan kuliah Kerja Profesi (KKP) di Raumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar adalah :
1. Membersihkan apotik setiap pagi
2. Mengecek ketersediaan stok obat
3. Mengatur obat dietalase
B. Kegiatan Non Fisik
Kegiatan lainnya yang kami laksanakan adalah kgiatan non fisik, yaitu salah satu kegiatan yang pokok di laksanakan pada Kuliah Kerja Profesi (KKP). Adapun kegiatan non fisik yang kami laksanakan adalah :
1. Memberikan pelayanan pada pasien
2. Melakukan peracikan obat
3. Menjual obat diapotik umum
4. Menyediakan obat
5. Memberikan pelayanan informasi obat pada pasien

BAB V
HASIL KEGIATAN/PROGRAM KERJA
A. Intervensi Fisik
Pada program fisik yang kami lakukan di Rumah Sakit TK. II Pelamonia yaitu:
1. pembersihan lokasi KKP oleh peserta KKP sendiri bersama dengan pegawai Rumah Sakit TK. II Pelamonia serta periodik dan sesuai dengan kondisi Rumah Sakit TK. II Pelamonia.
2. Peserta KKP Melakukan pengecekan ketersediaan obat.
Program pembenahan ini dilakuakan sendiri oleh peserta KKP dengan koordinasi pembimbing instansi dan supervisior. Masalah anggaran yang dibutuhkan dibutuhkan lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
B. Intervensi Non Fisik
Pada program kerja non fisik yang kami lakukan laksanan di RS. TK. II Pelamonia Makassar yaitu :
1. Ikut serta dalam melayani pasien serta memberikan informasi obat.
2. Melakukan penjualan obat diapotik umum
3. Menyediakan obat
4. Memberikan pelayanan informasi obat pada pasien
C. Fakktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Adapaun yang menjadi faktor pendukung dalam kegiatan ini yaitu :
1. Lingkungan kerja yang nyaman dan asri.
2. Hubungan yang baik antara sesama staf dan pimpinan Rumah Sakit TK. II Pelamonia Makassar.
3. Keaktifan pembimbing instansi dan juga supervisor dalam memberikan arahan kepada Mahasiswa Kerja Profesi.
4. Semangat teman-teman Kuliah Kerja Profesi dalam hal penyelesaian program kerja.
5. Adanya keinginan yang kuat atau motivasi untuk aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkan dibangku kuliah dengan yang terjadi di dalam masyarakat.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan KKP ini antara lain :
1. Kurangnya komunikasi sesama peserta KKP
2. Waktu pelaksanaan KKP yang sangat singkat sehingga banyak kegiatan yang tak makisimal hasilnya.



BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan isi laporan yang kami rangkum dalam laporan ini maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Dalam Kulah Kerja Profesi ini tentunya mempunyai maksud dan tujuan serta manfaat. Salah satu tujuan yang terpenting adalah dalam mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian dalam suatu instansi, dan untuk meningkatkan relevansi pendidikan pada mahasiswa.
2. Dalam Kuliah Kerja Profesi ini terdapat beberapa masalah yang ditemukan namun alhamdulillah permasalahan tersebut dapat diselesaikan/diatasi berkat kerja sama yang baik antara peserta KKP dengan instansi terkait.
B. Saran
Sebelum melakukan KKP sebaiknya peserta KKP melakukan probing terlebih dahulu agar pada waktu KKP nantinya peserta sudah mengenal tempat melakukan KKP nantinya. Dan mahasiswa yang melakukan KKP sebaikya membuat program kerja terlebih dahulu sebelum masuk ke lokasi KKP.


TABEL HASIL PROGRAM KERJA

NO
Kegiatan Hasil yang
dicapai Rencana Sumber
Dana

Jumlah

Keterangan
Satuan % Swadaya Lain-lain
I II III IV V VI VII VIII
Kegiatan Fisik

1.
Membersihkan Apotik


27 Kali

100 %

-
-
-
Terlaksana

2. Mengecek ketersiediaan obat 27 Kali 100 %
-
-
- Terlaksana

Non Fisik
1, Memberikan
Pelayanan Kepada
Pasien
27 Kali
100 %
-

-
Terlaksana



Mengetahui, Menyetujui, Makassar , Oktober 2011
Supervisor, Pembimbing Instansi, Koordinator Lokasi





(Syafrudin S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes) (Sanusi Sahrudin)
Letnan Kolenel Ckm (K) Nrp 44370

TABEL RENCANA PROGRAM KERJA

NO
Rencana Kegiatan
Tujuan
Kegiatan
Tempat Kegiatan Rencana Sumber
Dana

Jumlah Waktu
Pelaksanaan Penanggung
jawab
Swadaya Lain-lain Frek Minggu
I II III IV V VI VII VIII IX X
Kegiatan Fisik
1.

Membersihkan Apotik

Untuk menjaga kebersihan apotik
Apotik R.S TK. II Pelaminia
-
-
-
27 Kali
IV
Sanusi

2.
Mengecek ketersiediaan obat
Untuk mengetahui obat yang tersedia diapotik
Apotik RS. TK. II Pelamonia


-

-

-
27 Kali
IV

Sanusi
Non Fisik
2 Memberikan
Pelayanan obat Kepada Pasien Untuk melatih mengahadapi konsumen
RS. TK. II Pelamonia

-

-
-
27 kali
IV
Nurbaya

Mengetahui, Menyetujui, Makassar , Oktober 2011
Supervisor, Pembimbing Instansi, Koordinator Lokasi




(Syafrudin S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes) (Sanusi Sahrudin)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470

























BIODATA MAHASISWA

Nama : Sanusi Sahrudin
Stambuk : 08. 201.154
Tempat/tanggal lahir : Madapolo 15 Februari 1990
Program studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bonto duri
Tlp. HP : 085213397717





Makassar, Oktober 2011
Mahasiswa,


(Sanusi sahrudin)

BIODATA MAHASISWA

Nama : Nurbaya
Stambuk : 08.201.183
Tempat/tanggal lahir :Timika 22 Maret 1990
Program studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bonto duri
Tlp. HP : 085299516060





Makassar, Oktober 2011
Mahasiswa,


(Nurbaya)

JURNAL/CATATAN HARIAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU III
Nama : Sanusi Sahrudin
Stambuk : 08.201.154
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5











6. Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470
JURNAL/CATATAN HARIAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU IV
Nama : Sanusi Sahrudin
Stambuk : 08.201.154
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5 Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470
JURNAL/CATATAN HARIAN
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU III
Nama : Nurbaya
Stambuk : 08.201.183
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5 Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470
MAHASISWA KKP UIT MAKASSAR
MINGGU IV
Nama : Nurbaya
Stambuk : 08.201.183
No Hari/Tanggal Jam Apotik Kegiatan Paraf
1.








2










3













4










5 Senin, 01 Agustus 2011







Selasa, 02 Agustus 2011









Rabu, 03 Agustus 2011












Kamis, 04 Agustus 2011









Jumat, 05 Agustus 2011










Sabtu, 06 Agustus 07.30-15.30







07.30-15.30









07.30-15.30












07.30-15.30









07.30-15.30










07.30-15.30 Dinas








Askes










Umum













Dinas










Askes











Umum • Membersihkan apotik
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Meracik obat
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Membuat daftar hadir mahasiswa
• Pelayanan resep
• Menyediakan obat
• Meracik obat
• Mengecek
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Menyediakan obat
• Melayani pasien
• Mencari jaminan resep
• Mengerjakan resep
• Memberikan pelayanan informasi obat

• Membersihkan apotik
• Mengecek ketersediaan obat
• Mengatur obat dietalase
• Menjual obat
• Mencatat hasil pembelian
• Melayani pasien
• Memberikan pelayanan informasi obat





Makassar, Oktober 2011
Supervisor Pembimbing Instansi





(Syafrudin, S. Si) (Dra. Siti Hasanah, Apt. M. Kes)
Letnan Kolenal Ckm (K) Nrp 33470

Sabtu, 12 Maret 2011

SPILIS
Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai lues, Raja Singa.

* Kuman penyebab : Treponema pallidum
* Perantara : Manusia
* Tempat kuman keluar : Penis, vagina, mulut dan ibu hamil kepada bayinya
* Cara penularan : kontak seksual, ibu kepada bayinya
* Tempat kuman masuk :Penis, vagina, anus, mulut, transfusi.

Berdasarkan penyebarannya sifilis dibagi menjadi 2 tahap:
1. Tahap dini, sangat menular karena pada kelainan kulit dan selaput lendir dijumpai kuman. Termasuk di sini adalah sifilis stadium I dan II.
2. Tahap lanjut daya tular penyakit rendah.
Gejala:
Timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan menghilang dengan sendirinya tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, setelah 5-10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil, penyakit ini dapat menular kepada bayi yang dikandungnya yang mengakibatkan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental. Jika tidak diobati gejala sipilis akan muncul dalam empat tahap.
Tahap I (Sipilis Primer)
Terjadi 9-10 hari setelah terinfeksi
Timbul luka yang tidak nyeri di penis, bibir kemaluan atau leher rahim
Tahap II (Sipilis Sekunder)
Terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama
Gejala berupa kelainan kulit bercak kemerahan tidak gatal, terutama pada telapak tangan dan kaki. Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Bisa juga berupa kutil di sekitar alat kelamin dan anus.
Tahap III (Sipilis Laten)
Tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat atau bagian tubuh lainnya. Kondisi ini hanya dapat dilihat melalui pemeriksaan darah khusus sipilis.
Tahap IV (Sipilis Tersier)
Timbul 5-30 tahun setelah tahap sipilis II. Terdapat kerusakan pada alat tubuh penting yang menetap pada otak, pembuluh darah dan jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang.
Pengobatan :
Penisilin merupakan antibiotik terbaik pada semua fase sifilis. Biasanya diberikan dgn suntikan.
- Fase primer Satu kali suntikan pada kedua bokong
- Fase sekunder
Diberikan 2 kali suntikan tambahan dgn jarak waktu 1 minggu
- Fase tersier dan fase laten
Pemberian antibiotik intravena

Kalau penderita alergi thd penisilin, diberikan doksisiklin atau tetrasiklin oral selama 2-4 minggu. Lebih dr separuh penderita terutama pd fase sekunder mengalami reaksi Jarisch-Herxheimer 2-12 jam setelah pengobatan pertama. Reaksi ini merupakan akibat kematian bakteri dalam jumlah sangat banyak sekaligus. Reaksi ini dirasakan berupa merasa sangat tidak enak badan, demam, sakit kepala, berkeringat, menggigil dan luka yg bertambah parah. Kadang penderita neurosifilis mengalami kejang atau kelumpuhan.




Penyakit Kelamin Meningkat 300 Persen BATULICIN, BPOST - Penderita spilis atau penyakit kelamin di Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam dua tahun terakhir naik 300 persen, dari 35 orang penderita pada 2005 menjadi 104 orang pada 2006. Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kalsel Mursalin Senin (20/8), mengungkapkan, tingginya kasus penderita spilis tersebut sebagai salah satu indikator semakin maraknya perilaku seks bebas atau ilegal di Kalsel. Menurutnya, dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Dinkes, penyebaran spilis saat ini di antaranya berasal dari para wanita pekerja sosial (WPS) tidak langsung, seperti pekerja salon yang memberikan layanan plus. Selanjutnya, yaitu WPS langsung yang kini jumlah dalam tiap tahunnya diduga semakin banyak terutama di kota Banjarmasin dan Tanah Bumbu (Tanbu). Penyebaran tertinggi spilis ini juga terjadi di lembaga pemasyarakatan (LP) Teluk Dalam Banjarmasin, Martapura dan Tapin. Banyak para napi di LP tersebut melakukan sodomi atau penyimpangan seks sehingga terjangkit spilis.
Kasus spilis ini, tambahnya pada tahun 2006 terbanyak di Kota Banjarmasin mencapai 40 kasus, Kabupaten Banjar, 25 kasus dan Tanah Bumbu 14 kasus, WPS tidak langsung, 3 kasus, WPS langsung 23 kasus, napi 78 kasus, dan sisanya tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota lainnya. Sementara itu data kasus spilis pada tahun 2005 tertinggi di Kabupaten Tanbu mencapai 14 kasus dari 270 orang yang diteliti, menyusul yaitu, Banjarmasin 11 kasus dari 414 orang yang diteliti. Selanjutnya, Hulu Sungai Tengah (HST) 26 kasus dari 69 orang yang diteliti, Kotabaru, 3 kasus, Tanah Laut, 2 kasus Kabupaten Banjar, 2 kasus, Banjarbaru, 3 kasus dan Barito Kuala (Batola) nol atau tidak ditemukan kasus. Penyakit spilis ini, tambahnya,pada dasarnya mudah untuk disembuhkan, cukup ditangani oleh petugas kesehatan puskesmas terdekat. Hanya saja, kadang masyarakat yang terkena penyakit kelamin ini, biasanya malu untuk berobat. Akibatnya, bisa sangat fatal karena bisa menyerang pada radang otak dan mudah menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh penderitanya. Penularan spilis bisa terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit kelamin, hubungan seks tidak normal dan jarum suntik. Mencegah semakin banyaknya penyebaran spilis di Kalsel, sebaiknya bagi para lelaki yang melakukan seks ilegal, menggunakan kondom sebagai pengaman untuk melindungi istri sah jangan sampai ikut tertular. ant
berbagai macam penyakit kelamin
sorry kalo repost.....

mungkin bagi kita membahas soal sex ataupun masalah kesehatan agak sedikit tabu...
sekarang sudah kita ketahui kehidupan sex di jaman ini semakin bebas saja....
bahkan anak pelajar yang masih sangat di bawah umur sudah banyak yang melakukannya...
disini aku mau berbagi ilmu tentang penyakit-penyakit akibat seks bebas....
semoga berkenan.....

Penyakit Kelamin

GONORRHEA & CHLAMYDIA
* Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah hubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini
* Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang air kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat atau tidak terasa sama sekali.
* Gejala-gejala gonorrhea pada wanita biasanya sangat ringan atau tidak terasa sama sekali, tetapi kalau tidak diobati penyakit ini dapat menjadi parah dan menyebabkan kemandulan
* Penyakit ini dapat disembuhkan dengan antibiotik bila ditangani secara dini
* Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan
* Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
* Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair.
* Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang
* Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-kadang sering
* Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes akrena lecet terjadi di dalam vagina\
INFEKSI JAMUR
* Disebabkan oleh jamur
* Menyebabkan kegatalan berwarna merah di bawah kulit pria yang tidak disunat
* Pada wanita akan ke luar cairan putih kental yang menyebabkan rasa gatal
* Dapat disembuhkan dengan krim anti jamuR
SYPHILIS
* Disebabkan oleh bakteria. Lesi muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
* Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit
* Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan menyerang bagiantubuh lain
* Syphilis dapat disembuhkan pada tiap tahapan dengan penicillin
* Pada wanita lesi dapat tersembunyi pada vagina
VAGINISTIS
* Infeksi pada vagina yang biasanya menyebabkan keluarnya cairan dari vagina yang berbau dan menimbulkan ketidak nyamanan
* Disebabkan oleh berbagai jenis bakteri (bakteri gonorrhea, chlamydia) atau jamur
* Juga dapat disebabkan oleh berbagai bakteri tidak berbahaya yang memang menetap pada vagina
* Dapat diselidiki dengan meneliti cairan vagina tersebut dengan mikroskop
* Pada umumnya dapat disembuhkan dengan obat yang tepat sesuai dengan penyebabnya
BISUL atau kutil PADA ALAT KELAMIN
* Disebabkan oleh virus (Virus Human Papilloma atau HPV)
* Muncul berupa satu atau banyak bisul atau benjolan antara sebulan sampai setahun setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit tersebut
* Pada umumnya tidak dapat terlihat pada wanita karena terletak di dalam vagina, atau pada pria karena terlalu kecil. Dapat diuji dengan lapisan cuka
* Dapat berakibat serius pada wanita karena dapat menyebabkan kanker cervix
* Bisul pada kelamin ini dapat disembuhkan, wanita harus menjalankan pap smear setiap kali berganti pasangan intim
KUTU KELAMIN
* Sangat kecil (lebih kecil atau sama dengan 1/8 inch), berwana kelabu kecoklatan, menetap pada rambut kemaluan.
Dapat disembuhkan dengan obat cair yang digosokkan pada rambut kelamin


KUTU DI BAWAH KULIT
* Mirip dengan kutu kelamin, tetapi ukurannya lebih kecil dan menetap di bawah kulit
* Menyebabkan luka-luka kecil dan gatal di seluruh tubuh
* Diobati dengan obat cair yang diusapkan ke seluruh tubuh
* Pakaian, seprei dan handuk harus dicuci setelah pengobatan, karena kutu dapat menetap pada kain-kain terebut
AIDS (ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME)/HIV DISEASE
* Penyakit akibat hubungan intim yang paling serius, menyebabkan tidak bekerjanya sistim kekebalan tubuh
* Tidak ada gejala yang nyata tanpa penelitian darah
* Dapat menyebabkan kematian setelah sepuluh tahun setelah terinfeksi virus HIV, tetapi pengobatan telah ditemukan
* Disebarkan melalui hubungan intim [berciuman, making love], hubungan dengan lendir penderita dan pemakaian jarum suntik secara bersamaan.
Penyakit kelamin pada wanita

Jika anda diduga memiliki masalah yang berhubungan dengan penyakit kewanitaan apakah itu periode mentsruasi yang tidak teratur, masalah hormonal atau penyakit yang disebakan hubungan seksual (STD), sebaiknya selalu periksakan ke dokter.

Ini penting untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan dan juga untuk mendapatkan informasi mengenai masalah kesehatan seksual yang banyak wanita hadapi, bagaimana mencegahnya dan bagaimana melindungi diri.

Karena masih ada stigma mengenai kesehatan seksual, banyak wanita menghindari pergi ke dokter padahal penghindaran ini dapat mempengaruhi kesehatan serius termasuk kesuburan.
Berikut beberapa penyakit umum yang wanita hadapi dan cara menjamin kesehatan kewanitaan tetap sehat
HPV
Human papillomavirus (HPV) adalah salah satu infeksi virus yang disebabkan oleh hubungan seksual paling umum. Sebagian besar penyakit ini tidak begitu berbahaya tetapi jika test smear nampak tidak normal, dokter akan menyarankan untuk test lab.
Cara untuk mengatetahui HPV adalah dengan cervical smear atau screening kesehatan seksual. Yakinlah untuk memeriksa secara teratur setidaknya satu kali setiap tiga tahun. Berhenti merokok karena penelitian menemukan hubungan antara merokok dan kanker vulva dan gunakan kondom.
PID
Pelvic Inflammatory Disease (PID) mempangaruhi satu dari 10 wanita dan jika dibiarkan akan menyebabkan ketidaksuburan. Gejala yang mungkin timbul pinggul sakit saat hubungan seks, pendarahy ang tidak teratur atau perubahan bau pada vagina. Segera periksa ke dokter jika anda menemukan gejala itu. Penyakit ini dapat dengan mudah disembuhkan dengan antibiotik.
Upaya pencegahan PID adalah lakukan seks yang aman dan memeriksakan secara teratur. Kadang-kadang gejala tidak begitu jelas sampai semua terlambat.
BV
Bacterial vaginosis adalah salah satu infeksi vagina yang paling umum diantara wanita diusia beranak. Penyakit ini sering dianggap hanya infeksi karena memiliki gejala yang sangat umum dengan infeksi biasa. Gejala dari ketidakseimbangan bakteri dalam vagina termasuk gatal, aroma amis dan perubahan dalam vagina. Jangan biarkan gejala-gejala tersebut dan yakinlah untuk diperiksa dan disembuhkan dengan baik. Jika dibiarkan, ini akan meningkat resiko berkembang menjadi PID
fakta tentang Oral Sex
Oral sex banyak disukai pria. Aktivitas seks ini mampu membakar fantasi mereka sampai rela melakukan perburuan dimana saja. Wanita penghibur adalah korban yang sering dicari oleh para lelaki pemburu kepuasan ini. Namun, sadarkah mereka tentang bahaya yang mengancam di balik kepuasan itu?

Seks merupakan suatu hal yang tidak ada habisnya dibicarakan. Oral sex adalah salah satu aktivitas yang sering dilakukan ketika berhubungan seksual. Apalagi bagi kaum Adam yang sangat menikmati aktivitas ini. Banyak pria menganggap oral sex sebagai salah satu ritual wajib yang harus dilakukan. Sah-sah saja jika melakukan seks oral ini terutama dengan pasangan resmi. Aktivitas ini banyak disukai pria karena secara biologis dan psikologis lebih menguntungkan.

Banyak orang yang mengatakan bahwa seks oral merupakan kegiatan seks yang paling aman jika dibandingkan dengan hubungan seks lainnya. Khususnya bagi pasangan yang tidak terikat, oral sex merupakan kegiatan seks yang dianggap aman karena tidak akan mengakibatkan kehamilan. Tapi, apakah kegiatan oral sex dengan wanita penghibur ini memang benar-benar aman dari resiko lain seperti terkena Penyakit Menular Seksual (PMS)? Inilah yang harus diperhatikan bagi penikmat oral sex 'jajanan'.

Pria biasanya merasakan tingkat kenikmatan yang lebih tinggi dalam menerima maupun memberikan seks oral. Dalam sejumlah penelitian, mereka sering mengatakan bahwa mereka menginginkannya lebih sering dibandingkan yang diinginkan oleh pasangannya. Seks oral juga digemari wanita-wanita pekerja seks komersil. Para wanita penghibur ini melakukan seks oral untuk menghindari penularan berbagai jenis penyakit kelamin terhadap dirinya.

Benarkah pendapat yang mengatakan oral sex dengan para wanita penghibur tidak akan menimbulkan bahaya? Agaknya pendapat ini jauh dari fakta yang sebenarnya. Sebab, mulut manusia merupakan organ yang hanya dilapisi jaringan halus dan kurang elastis. Mukosa atau jaringan halus pada mulut mudah sekali terluka dan bukan merupakan benteng yang kokoh terhadap datangnya tamu tak diundang, yakni bakteri dan virus.

Di samping itu, mulut dan bibir lebih sering mengalami pecah-pecah yang mengundang resiko tertularnya penyakit melalui oral sex. Klamidia, herpes genitalis, gonore, hepatitis B, HIV dan kutil pada alat kelamin (HPV) merupakan PMS yang paling sering ditularkan melalui kontak antara mulut dan alat kelamin. Jika menyukai oral sex dan tidak bisa mengubah kebiasaan ini, maka wajib memperhatikan kesehatan dari alat-alat genital Anda. Dengan demikian bisa diketahui lebih dini tanda-tanda umum jika terjadi sesuatu yang berhubungan dengan gejala awal PMS.

Jalan satu-satunya bila Anda tetap ingin melakukan oral sex dengan cara fellatio (seks oral terhadap organ lelaki), maka gunakanlah kondom tanpa pelumas (atau hilangkan pelumasnya). Apabila melakukan cunnilingus (seks oral terhadap organ kewanitaan), pasangan Anda harus menggunakan pelindung gigi. Alat ini berupa selembar lateks persegi yang diletakkan di atas vulva, sehingga tidak terjadi kontak langsung atau pertukaran cairan tubuh.
Penyakit Akibat Seks Oral

Radang Mulut
Seks oral juga dapat menjadi sumber penularan radang mulut bila rongga mulut mengidap suatu penyakit menular seksual. Rongga mulut mungkin mengidap suatu penyakit kelamin kalau melakukan seks oral dengan orang yang sedang mengidap penyakit tersebut. Sebagai contoh, kalau seorang wanita melakukan seks oral terhadap seorang pria yang sedang mengidap gonorea (kencing nanah), maka dapat saja terjadi penularan dari penis ke lapisan mulut bagian dalam atau tenggorok.

Akibatnya wanita itu mengalami radang mulut atau tenggorok karena gonorea. Kalau kemudian wanita itu melakukan seks oral terhadap pria lain yang sehat, pria itu dapat tertular sehingga mengalami gonorea. Namun. kalau rongga mulut tidak mengidap penyakit kelamin, tentu seks oral tidak merupakan sumber penularan.

Kanker Tenggorokan
Beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan kanker tenggorokan pada pria atau wanita, dicurigai menular lewat aktivitas seks oral. Dalam sebuah studi yang baru pertama kali dilakukan, para ahli meneliti kaitan antara human papilloma virus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim dengan kanker oropharyngeal yang menyerang tenggorokan, tonsil dan bagian belakang lidah. Angka kejadian penularan HPV lewat kegiatan oral sex di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan sejak tahun 1973. Kini bertambah lagi resiko penularan penyakit lewat seks oral, yakni kanker tenggorokan.

Dulu, banyak disebut orang yang paling rentan terkena kanker tenggorokan adalah mereka yang perokok dan banyak mengkonsumsi alkohol. Namun, rupanya ada faktor lain yang lebih dominan. Orang yang melakukan oral sex berganti-ganti pasangan hingga lebih dari 6 kali mengalami resiko terkena kanker tenggorokan 9 kali lebih tinggi. Tidak semua orang menikmati seks oral. Banyak yang mencoba dan menyukainya, sementara sebagian lainnya memberikan beberapa komentar. Komentar-komentar ini bisa dibagi ke dalam tiga hal umum. Pertama, bahwa seks oral itu tidak higienis. Alasan kedua adalah karena faktor tabu untuk melakukannya. Ketiga, bahwa seks oral bukanlah ungkapan suatu kejantanan ataupun feminitas. Secara higienis, seks oral -baik cairan semen (air mani) maupun cairan vagina- sebenarnya tidak berbahaya bagi mereka yang tidak terkena penyakit menular seksual.

Setiap orang harus memastikan bahwa dirinya dan pasangannya bebas dari PMS sebelum melakukan hubungan seksual. Tidak ada penyakit yang ditularkan melalui seks oral yang tidak bisa ditularkan melalui seks dalam bentuk lainnya. Jika seseorang mengidap PMS, maka pasangannya kemungkinan akan tertular apapun bentuk hubungan seks yang mereka lakukan. Singkatnya, hubungan seks diantara pasangan yang sehat adalah aman dan bersih. Untuk memastikannya tentu diperlukan pemeriksaan. Kalau tidak pernah melakukan oral sex dengan wanita penghibur yang mengidap penyakit kelamin, yakinlah bahwa Anda tidak mungkin mengidap penyakit itu. Tidak mudah pula untuk mengetahui tertular tidaknya Anda setelah berhubungan oral karena dampaknya tidak dapat langsung terlihat, melainkan setelah beberapa lama. Jika pacar atau istri hanya pernah melakukan hubungan seksual dengan pria resminya, yakinlah bahwa mereka berdua tidak akan menulari Anda dengan penyakit itu. Kemungkinan terburuk ialah pacar mengalami radang pada rongga mulut atau tenggorokan karena penyakit kelamin. Tentu saja ini baru terjadi kalau dia pernah melakukan seks oral dengan pria yang sedang mengalami penyakit kelamin. Dr. Ferryal Loetan, seorang pakar seksologi juga mengatakan bahwa oral sex yang dilakukan oleh wanita terhadap pria dapat memungkinkan penularan penyakit di dalam tubuh. Sebab di dalam mulut terdapat banyak air liur. Beberapa kuman maupun bakteri memang ada yang tidak tahan dengan zat-zat yang ada di dalam air liur tersebut namun tidak semuanya. Demikian pula dengan berbagai macam jamur termasuk virus yang sering ada di badan manusia. Dimana yang menerima oral mempunyai penyakit, maka dapat saja menularkan penyakitnya kepada yang memberikan oral, begitu pula sebaliknya. Tapi kalau keduanya sehat maka tidak ada masalah.

Hubungan seksual yang sehat tidak akan mengakibatkan penularan PMS. Demikian juga seks oral yang sehat tidak akan menjadi sumber penularan penyakit kelamin. Untuk menghindari tertularnya penyakit, pelaku seks oral diimbau menggunakan kondom sebagai pengaman. Kini kondom yang diproduksi dibuat bervariasi bahkan dengan berbagai macam rasa seperti jeruk dan strawberry. Di Amerika Serikat, hampir 90 persen wanita penghibur meminta pasangannya memakai kondom saat berseks oral. Tetapi di Indonesia, langkah ini agaknya belum dilakukan.
SYPHILIS
* Disebabkan oleh bakteria. Lesi muncul antara 3 minggu sampai 3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
* Luka terlihat seperti lubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit
* Luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap pada tubuh dan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh Lecet-lecet ini akan hilang juga, dan virus akan menyerang bagiantubuh lain
* Syphilis dapat disembuhkan pada tiap tahapan dengan penicillin
* Pada wanita lesi dapat tersembunyi pada vagina
ANATOMI LAMBUNG
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagianmakanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
Ø bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
Ø bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
Ø serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Gambar 4 : Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang
Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Ø Kardia.
Ø Fundus.
Ø Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
* Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
* Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)
Gambar 8 : Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
Gambar 9 : Diagram usus halus dan usus besar
Diagram usus halus (terlabel small intestine)
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Gambar 10 :Ileum dan organ-organ yang berhubungan
Diagram ileum dan organ-organ yang berhubungan
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
*Kolonase nden s (kanan)
*Kolontran sversum
*Kolondese ndens (kiri)
* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Gambar 10 : Anatomi Usus Besar
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
I. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Gambar 11 : Anatomi Rektum & Anus
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
* Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
:Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum
Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.
K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.
L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
• Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
• Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.






anda pasti tahu dengan yang namanya lambung atau lebih di kenal dalam bahasa medisnya yaitu gaster, lambung merupakan salah satu organ Pencernaan yang terdapat dalam tubuh manusia. untuk lebih jelasnnya apa itu lambung atau gaster, aku akan membahas anatomi lambung terlebih dahulu. tidak hanya anatomi lambung, disini aku juga akan membahas fisiologi lambung atau lebih komplitnya aku akan membahas Anatomi dan Fisiologi Lambung. anatomi dan fisiologi lambung yang aku bahas di sini meliputi: lapisan lambung, persarafan dan aliran darah pada lambung, fungsi motorik dari lambung, fungsi pencernaan dari lambung, fungsi sekresi dari lambung, Proses pencernaan makanan di lambung, serta enzim dan hormon yang berperan dalam pencernaan di lambung. lanjung aja yah anda baca di bawah ini mengenai anatomi fisiologi lambung.
Anatomi Lambung (Gaster)

Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica an umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior.
Secara umum lambung di bagi menjadi 3 bagian:
1. kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya mensekresi mukus
2. fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :
• Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
• Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.
• Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL atau autodigesti.
3. pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini mensekresi gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses sekresi lambung.
Lapisan Lapisan Lambung

Lambung terdiri atas empat lapisan :
1. Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis.
Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum, memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum yang kelaur dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor peritoneum terus kebawah membentuk omentum mayus.
2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:
• serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus,
• serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama, dan
• serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.
4. Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epithelium dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.
Persarafan dan Aliran Darah Pada Lambung
Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplay saraf parasimpatis untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mencabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic dan seliaka.
Persarafan simpatis melalui saraf splangnikus mayor dan ganglia seliakum. Serabut-serabut afferent simpatis menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus auerbach dan submukosa ( meissner ) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung.
Suplai darah dilambung berasal dari arteri seliaka. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri duodenalis dan pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat mengerosi arteri itu menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum serta berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui vena porta.
Fisiologi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan & sekresi, berikut fungsi Lambung:
1. Fungsi motorik
• Fungsi reservoir
Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang oelh gastrin.
• Fungsi mencampur
Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
• Fungsi pengosongan lambung
Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja. Pengosongan lambung di atur oleh saraf dan hormonal
2. Fungsi pencernaan dan sekresi
• Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL
• Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang di makan, peregangan antrum, rangsangan vagus
• Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal.
• Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah untuk diangkut.
Proses Pencernaan Makanan Di Lambung
1. MEKANIK
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan berriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
2. KIMIAWI
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inaktif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.
Enzim dan Hormon yang Berperan dalam Pencernaan di Lambung
1. Hormon Gastrin
Kerja Makna fisiologis
1. merangsang sekresi asam dan pepsin 1. mempermudah pencernaan
2. merangsang sekresi factor intrinsic 2. mempermudah absorpsi dalam usus
3. merangsang sekresi enzim pancreas 3. mempermudah pencernaan
4. merangsang peningkatan aliran empedu hati 4. mempermudah pencernaan
5. merangsang pengeluaran insulin 5. mempermudah metabolisme glukosa
6. merangsang pergerakan lambung & usus 6.mempermudah pencampuran
7. mempermudah relaksasi reseptif lambung 7.lambung dapat dengan mudah meningkatkan volume, tanpa meningkatkan tekanan
8. meningkatkan tonus istirahat SEB 8. mencegah refluks lambung waktu pencampuran dan pangadukan
9. menghambat pengosongan lambung 9. memungkinkan pencampuran seluruh isi lambung sebelum diteruskan ke usus
2. Enzim pepsin: mengubah protein menjadi pepton
3. Enzim rennin: mengendapkan kasein dalam susu
4. Enzim lipase: memecah lemak menjadi asam lemak
5. HCl: mmbunuh kuman dan mengasamkan makanan
Semoga materi mengenai anatomi fisiologi lambung tentang anatomi lambung dan fisiologi Lambung bisa bermanfaat untuk anda
search term:lambung, anatomi lambung, gambar lambung, gaster, anatomi fisiologi lambung, anatomi gaster, anatomi dan fisiologi lambung, fisiologi lambung, bagian lambung, fungsi motorik lambung, Bagian-bagian lambung, bagian lambung dan fungsinya, bagian bagian lambung, gambar Anatomi lambung manusia, gambar anatomi lambung, anatomi sistem pencernaan, bagian-bagian lambung dan fungsinya, ANATOMI FISIOLOGI GASTER, anatomi fisiologi sistem pencernaan, anatomi tubuh manusia lengkap, GAMBAR GASTER, kelenjar lambung, anatomi saluran pencernaan, 3 bagian lambung, anatomi dan fisiologi gaster, tukak lambung, secara anatomis lambung terdiri lima lapisan, lapisan lambung, anatomi fisiologi, anatomi lambung manusia
Lambung (bahasa Inggris: stomach) atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering disebut duodenum.

Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis, dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet [goblet cell], sel parietal [parietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.

Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
ANATOMI LAMBUNG (GASTER)

Lambung berbentuk seperti huruf J dan merupakan pembesaran dari saluran pencernaan. Lambung terletak tepat dibawah diafragma pada daerah epigastrik, umbilikal, dan hipokardiak kiri di perut. Bagian superior lambung merupakan kelanjutan dari esofagus. Bagian inferior berdekatan dengan duodenum yang merupakan bagian awal dari usus halus. Pada setiap individu, posisi dan ukuran lambung bervariasi. Sebagai contoh, diafragma mendorong lambung ke bawah pada setiap inspirasi dan menariknya kembali pada setiap ekspirasi. Jika lambung berada dalam keadaan kosong bentuknya menyerupai sosis yang besar, tetapi lambung dapat meregang untuk menampung makanan dalam jumlah yang sangat besar.

Lambung dibagi oleh ahli anatomi menjadi empat bagian, yaitu bagian fundus, kardiak, “body” atau badan, dan pilorus. Bagian kardiak mengelilingi lower esophageal sphincter. Bagian bulat yang terletak diatas dan disebelah kiri bagian kardiak adalah fundus. Di bawah fundus adalah bagian pusat yang terbesar dari lambung, yang disebut dengan “body” atau badan lambung. Bagian yang menyempit, pada daerah inferior adalah pilorus. Tepi bagian tengah yang berbentuk cekung dari lambung disebut dengan lesser curvature atau lekukan kecil. Tepi bagian lateral ( samping ) yang berbentuk cembung disebut dengan greater curvature atau lekukan besar. Pilorus berkomunikasi dengan bagian duodenum dari usus halus melalui sphincter yang disebut dengan pyloric sphincter.
Dinding lambung disusun oleh empat lapisan dasar yang sama dengan dinding saluran pencernaan, dengan beberapa modifikasi. Ketika lambung berada dalam keadaan kosong, mukosa berada dalam bentuk lipatan-lipatan besar yang dinamakan rugae, yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Pemeriksaan mikroskopis dari mukosa menampakkan lapisan epitel kolumna yang sederhana (sel permukaan mukosa) mengandung banyak lubang sempit yang memanjang sampai lamina propria yang disebut gastric pits. Pada bagian bawah lubang adalah mulut atau lubang dari kelenjar lambung (gastric glands). Setiap kelenjar terdiri dari empat tipe sel sekretori, yaitu : zymogenic, parietal, mucous, dan enterendocrine. Zymogenic (peptic) atau sel kepala (chief cells) mengeluarkan prekursor utama enzim lambung, pepsinogen. Asam klorida (HCL) terlibat dalam perubahan pepsinogen menjadi enzim aktif yaitu pepsin, dan faktor intrinsik, terlibat dalam penyerapan vitamin B12 untuk produksi sel darah merah, yang diproduksi oleh sel parietal.
Sel mukosa, merupakan lapisan pertama (terdalam) yang mengeluarkan mukus. Sekresi dari sel zymogenic, parietal dan mucous secara bersama-sama disebut dengan gastric juice. Sementara itu, sel enteroendocrine mengeluarkan hormon gastrin yang merupakan hormon yang dapat merangsang sekresi dari asam klorida (HCl) dan pepsinogen, dapat merangsang kontraksi dari lower esophageal sphincter, meningkatkan motilitas saluran pencernaan dan membuat pyloric sphincter berelaksasi.
Lapisan submukosa (lapisan kedua) pada lambung tersusun atas jaringan ikat lunak yang menghubungkan mukosa dengan otot (muskularis).
Lapisan muskularis (lapisan ketiga), tidak seperti daerah lain pada saluran pencernaan, lambung mempunyai tiga lapisan otot (muskularis) halus ; lapisan longitudinal di sebelah luar, lapisan otot miring (oblique) di tengah, lapisan sirkular (melingkar) dibatasi oleh bagian badan dari lambung. Susunan serat ini memungkinkan lambung berkontraksi dalam berbagai cara untuk mengaduk makanan, memecahnya menjadi partikel-partikel kecil, mencampurnya dengan gastric juice dan membawanya ke duodenum.
Lapisan yang terakhir yaitu lapisan serosa yang menutupi lambung adalah bagian dalam peritonium. Pada kurvatura minor, dua lapisan visceral peritonium menyatu dan memanjang ke atas hingga ke liver (hati) menjadi omentum minus. Pada kurvatura mayor, visceral peritonium melanjutkan ke bawah menjadi omentum majus menggantung di atas usus.


FISIOLOGI LAMBUNG (GASTER)

Fungsi lambung terdiri dari:
1. menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2. getah asam lambung yang dihasilkan:
Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton)
HCl, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kaseinogen (kaseinogen dan protein susu)
Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung
Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus bahan makanan didalamnya serta mencampur secara sempurna dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung. Dinding lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
1. mukosa, berfungsi mensekresikan sesuatu yang diperlukan untuk mengabsorpsi vitamin B12. Didalam mukosa terdapat kalenjar yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu :
 kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom
kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim, mukus, dan hormon-hormon.
 kelenjar pilorus, berfungsi menghasilkan hormon dan mukus.
2. submukosa, mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan syaraf perifer.
3. muskularis
4. serosa, mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.


PENCERNAAN DI LAMBUNG

1. MEKANIK
Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut dan berriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi di perut setiap 15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut chyme. Beberapa mixing wave terjadi di fundus, yang merupakan tempat penyimpanan utama. Makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.
Selama pencernaan berlangsung di perut, lebih banyak mixing wave yang hebat dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pilorus. Pyloric spinchter hampir selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Saat makanan mencapai pilorus, setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum melalui pyloric spinchter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut. Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum. Pergerakan ke depan atau belakang (maju/mundur) dari kandungan lambung bertanggung jawab pada hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.
2. KIMIAWI
Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inakatif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inakatif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu. Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk mencerna lemak.
Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd. Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada sekresi lambung pada orang dewasa.


PENGOSONGAN LAMBUNG

Pengosongan lambung terjadi bila adanya faktor berikut ini :
Impuls syaraf yang menyebabkan terjadinya distensi lambung (penggelembungan)
Diproduksinya hormon gastrin pada saat makanan berada dalam lambung. Saat makanan berada dalam lambung, setelah mencapai kapasitas maksimum maka akan terjadi distensi lambung oleh impuls saraf (nervus vagus). Disaat bersamaan, kehadiran makanan terutama yang mengandung protein merangsang diproduksinya hormone gastrin. Dengan dikeluarkannya hormone gastrin akan merangsang esophageal sphincter bawah untuk berkontraksi, motilitas lambung meningkat, dan pyloric sphincter berelaksasi. Efek dari serangkaian aktivitas tersebut adalah pengosongan lambung.Lambung mengosongkan semua isinya menuju ke duodenum dalam 2-6 jam setelah makanan tersebut dicerna di dalam lambung. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat menghabiskan waktu yang paling sedikit di dalam lambung atau dengan kata lain lebih cepat dikosongkan menuju duodenum. Makanan yang mengandung protein lebih lambat, dan pengosongan yang paling lambat terjadi setelah kita memakan makanan yang mengandung lemak dalam jumlah besar.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN PENGOSONGAN LAMBUNG
Pompa Pilorus dan Gelombang Peristaltik
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum lambung, dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan. Dalam keadaan normal pilorus hampir tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna, karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam keadaan normal terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan penutup yang sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang mendorongnya. Oleh karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.
Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus dan akhirnya ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan, pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum dihambat, yang merupakan relaksasi reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter chyme didorong masuk ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang dinamakan pompa pilorus.
Derajat aktivitas pompa pilorus diatur oleh sinyal dari lambung sendiri dan juga oleh sinyal dari duodenum. Sinyal dari lambung adalah :
1) Derajat peregangan lambung oleh makanan, dan
2) Adanya hormon gastrin yang dikeluarkan dari antrum lambung akibat respon regangan.
Kedua sinyal tersebut mempunyai efek positif meningkatkan daya pompa pilorus dan karena itu mempermudah pengosongan lambung.
Sebaliknya, sinyal dari duodenum menekan aktivitas pompa pilorus. Pada umumnya, bila volume chyme berlebihan atau chyme tertentu berlebihan telah masuk duodenum. Sinyal umpan balik negatif yang kuat, baik syaraf maupun hormonal dihantarkan ke lambung untuk menekan pompa pilorus. Jadi, mekanisme ini memungkinkan chyme masuk ke duodenum hanya secepat ia dapat diproses oleh usus halus.
Volume Makanan
Sangat mudah dilihat bagaimana volume makanan dalam lambung yang bertambah dapat meningkatkan pengosongan dari lambung. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi karena alasan yang diharapkan. Tekanan yang meningkat dalam lambung bukan penyebab peningkatan pengosongan karena pada batas-batas volume normal, peningkatan volume tidak menambah peningkatan tekanan dengan bermakna,. Sebagai gantinya, peregangan dinding lambung menimbulkan refleks mienterik lokal dan refleks vagus pada dinding lambung yang meningkatkan aktivitas pompa pilorus. Pada umumnya, kecepatan pengosongan makanan dari lambung kira-kira sebanding dengan akar kuadrat volume makanan yang tertinggal dalam lambung pada waktu tertentu.
Hormon Gastrin
Peregangan serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung menimbulkan dikeluarkannya hormon gastrin dari bagian mukosa antrum. Hormon ini mempunyai efek yang kuat menyebabkan sekresi getah lambung yang sangat asam oleh bagian fundus lambung. Akan tetapi, gastrin juga mempunyai efek perangsangan yang kuat pada fungsi motorik lambung. Yang paling penting, gastrin meningkatkan aktivitas pompa pilorus sedangkan pada saat yang sama melepaskan pilorus itu sendiri. Jadi, gastrin kuat pengaruhnya dalam mempermudah pengosongan lambung. Gastrin mempunyai efek konstriktor pada ujung bawah esofagus untuk mencegah refluks isi lambung ke dalam esofagus selama peningkatan aktivitas lambung.
Refleks Enterogastrik
Sinyal syaraf yang dihantarkan dari duodenum kembali ke lambung setiap saat, khususnya bila lambung mengosongkan makanan ke duodenum. Sinyal ini mungkin memegang peranan paling penting dalam menentukan derajat aktivitas pompa pilorus, oleh karena itu, juga menentukan kecepatan pengosongan lambung. Refleks syaraf terutama dihantarkan melalui serabut syaraf aferen dalam nervus vagus ke batang otak dan kemudian kembali melalui serabut syaraf eferen ke lambung, juga melalui nervus vagus. Akan tetapi, sebagian sinyal mungkin dihantarkan langsung melalui pleksus mienterikus.
Jenis-jenis faktor yang secara terus menerus ditemukan dalam duodenum dan kemudian dapat menimbulkan refleks enterogastrik adalah :
• derajat peregangan lambung,
• adanya iritasi pada mukosa duodenum,
• derajat keasaman chyme duodenum,
• derajat osmolaritas duodenum, dan
• adanya hasil-hasil pemecahan tertentu dalam chyme, khususnya hasil pemecahan protein dan lemak.
Refleks enterogastrik khususnya peka terhadap adanya zat pengiritasi dan asam dalam chyme duodenum. Misalnya, setiap saat dimana pH chyme dalam duodenum turun di bawah kira-kira 3.5 sampai 4, refleks enterogastrik segera dibentuk, yang menghambat pompa pilorus dan mengurangi atau menghambat pengeluaran lebih lanjut isi lambung yang asam ke dalam duodenum sampai chyme duodenum dapat dinetralkan oleh sekret pankreas dan sekret lainnya.
Hasil pemecahan pencernaan protein juga akan menimbulkan refleks ini, dengan memperlambat kecepatan pengosongan lambung, cukup waktu untuk pencernaan protein pada usus halus bagian atas.
Cairan hipotonik atau hipertonik (khususnya hipertonik) juga akan menimbulkan refleks enterogastrik. Efek ini mencegah pengaliran cairan nonisotonik terlalu cepat ke dalam usus halus, karena dapat mencegah perubahan keseimbangan elektrolit yang cepat dari cairan tubuh selama absorpsi isi usus.
 Umpan Balik Hormonal dari Duodenum – Peranan Lemak
Bila makanan berlemak, khususnya asam-asam lemak, terdapat dalam chyme yang masuk ke dalam duodenum akan menekan aktivitas pompa pilorus dan pada akhirnya akan menghambat pengosongan lambung. Hal ini memegang peranan penting memungkinkan pencernaan lemak yang lambat sebelum akhirnya masuk ke dalam usus yang lebih distal.
Walaupun demikian, mekanisme yang tepat dimana lemak menyebabkan efek mengurangi pengosongan lambung tidak diketahui secara keseluruhan. Sebagian besar efek tetap terjadi meskipun refleks enterogastrik telah dihambat. Diduga efek ini akibat dari beberapa mekanisme umpan balik hormonal yang ditimbulkan oleh adanya lemak dalam duodenum. Oleh karena itu, saat ini, sukar menilai efek lemak duodenum dalam menghambat pengosongan lambung, walaupun efek ini Kontraksipenting untuk proses pencernaan lemak dan absorpsi lemak. Pyloric Sphincter
Biasanya, derajat kontraksi pyloric sphincter tidak sangat besar, dan kontraksi yang terjadi biasanya dihambat waktu gelombang peristaltik pompa pilorus mencapai pilorus. Akan tetapi, banyak faktor duodenum yang sama, yang menghambat kontraksi lambung, dapat secara serentak meningkatkan derajat kontraksi dari pyloric sphincter. Faktor ini menghambat atau mengurangi pengosongan lambung, dan oleh karena itu menambah proses pengaturan pengosongan lambung. Misalnya, adanya asam yang berlebihan atau iritasi yang berlebihan dalam bulbus duodeni menimbulkan kontraksi pilorus derajat sedang.
 Keenceran Chyme
Semakin encer chyme pada lambung maka semakin mudah unruk dikosongkan. Oleh karena itu, cairan murni yang dimakan, dalam lambung dengan cepat masuk ke dalam duodenum, sedangkan makanan yang lebih padat harus menunggu dicampur dengan sekret lambung serta zat padat mulai diencerkan oleh proses pencernaan lambung.
Selain itu pengosongan lambung juga dipengaruhi oleh :
Pemotongan nervus vagus dapat memperlambat pengosongan lambung.
Vagotomi menyebabkan atoni dan peregangan lambung yang relatif hebat.
Keadaan emosi, kegembiraan dapat mempercepat pengosongan lambung dan sebaliknya ketakutan dapat memperlambat pengosongan lambung.


SEKRESI ASAM LAMBUNG

Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls parasimpatis yang terdapat pada medulla dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang gastric glands untuk mensekresikan pepsinogen, asam klorida, mukus, dan hormon gastrin.
Ada tiga faktor yang merangsang sekresi lambung, yaitu : fase sefalik, fase gastrik, dan fase intestinal.
Fase (refleks) sefalik
Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke lambung dan mempersiapkan lambung untuk mencerna. Penglihatan, bau, rasa dan pikiran tentang makanan merangsang refleks ini. Impuls syaraf dari cerebral korteks atau feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls ke medulla oblongata di otak kemudian medulla oblongata menyampaikan impuls melalui serabut parasimpatis pada syaraf vagus untuk merangsang sekresi dari kelenjar.
Fase Gastrik
Terjadi ketika makanan memasuki lambung. Semua jenis makanan menyebabkan penggelembungan (distension) dan merangsang reseptor yang terdapat pada  kelenjar lambung dinding lambung. Reseptor mengirim impuls ke medulla merangsang sekresi dari getah lambung.
Protein dan kafein yang tercerna sebagian merangsang mukosa pilorus untuk mensekresikan hormon gastrin, selanjutnya hormon gastrin merangsang kelenjar lambung untuk mensekresikan getah lambung
Kelenjar lambung yang merangsang sekresi sejumlah besar getah lambung, juga menimbulkan kontraksi lower esophageal spinchter dan ileocecal spinchter. Sekresi gastrin terhalang saat pH cairan lambung (HCl) mencapai 2.0. Mekanisme negative feedback ini membantu menyediakan pH optimal untuk memfungsikan enzim-enzim di perut.
Fase Intestinalis
Fase ini terjadi saat makanan meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Saat protein yang telah tercerna sebagian memasuki duodenum, protein ini merangsang lapisan mukosa pada dinding duodenum untuk melepaskan enteric gastrin, hormon yang merangsang kelenjar gastrik untuk melanjutkan sekresi.


FAKTOR PENGHAMBAT SEKRESI LAMBUNG

• Kehadiran chyme selama fase intestinal
Kehadiran chyme dapat menginisiasi refleks enterogastrik yang menimbulkan rangsangan untuk menghambat rangsangan syaraf parasimpatis dan merangsang aktivitas syaraf simpatis, yang pada akhirnya akan menghambat sekresi lambung.
• Beberapa Hormonal Intestinal
Hormon sekretin, koleosistokinin (CCK), dan Gastric Inhibiting Peptide (GIP). Ketiga hormon ini menghambat sekresi lambung dan mengurangi motilitas dari saluran pencernaan. GIP juga merangsang pelepasan insulin. Sekretin dan kolesistokinin juga penting dalam pengendalian sekresi usus halus dan pankreas, kolesistokinin juga membantu meregulasi sekresi empedu dari kantung empedu.